SURABAYA | duta.co – Daging sapi dan kerbau impor ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur. Meski pemprov dengan tegas tidak mengeluarkan rekomendasi, namun hal ini diakui Dinas Peternakan Jatim.

“Saat tim melakukan sidak ditemukan daging impor di beberapa daerah seperti di Surabaya, Jombang dan Tulungagung dan beberapa daerah lainnya. Tapi yang jelas kami tidak merekom,” tegas Sekretaris Dinas Peternakan Jatim, Budi Sarwoto, Jumat (18/1).

Dirinya menilai semua ini karena rembesan dari Jakarta. Karena Jakarta mengeluarkan rekom Impor daging. Risikonya Jatim jadi jalur lewat. “Ini rembesan dari daerah lain,” tegasnya.

Bagaimana bisa merembes ke Jatim? Menurutnya akses jalur darat yang cukup banyak menjadi salah satu faktornya. Termasuk, selesainya Tol Trans Jawa, yang menghubungkan dua ujung pulau Jawa.

“Tol juga berpengaruh. Mereka (pengepul) bisa masuk dari Jakarta turun ke Grati (Pasuruan) tanpa melewati Check poin milik Disnak,” ungkapnya.

Selain itu, jalan ‘tikus’ juga diduga dimanfaatkan untuk menyelundupkan daging impor.

Sebenarnya, Disnak Jatim telah menempatkan 6 check poin di wilayah perbatasan Jawa Timur. Ditambah dua di wilayah Surabaya. Check poin ini menjadi salah satu filter untuk menjaga agar tidak ada daging impor maupun sapi yang masuk ke Jatim.

Karena itu pihaknya akan menyurati semua daerah untuk lebih mengawasi masalah daging impor yang masuk ke pasar tradisional.

“Jika ditemukan dipastikan itu ilegal. Karena kita tidak mengeluarkan rekomendasi untuk itu, kecuali untuk pasar tertentu, seperti hotel restoran dan katering,” ungkapnya.

Lanjutnya kalau memang ditemukan akan langsung ditindak oleh satgas pangan. “Kami kerjasama dengan satgas pangan untuk pengawasannya. Tim kami sudah melakukan kerjasama untuk turun ke lapangan,” tambahnya.

Sebelumnya Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) menemukan peredaran daging impor di sejumlah pasar tradisional di Surabaya.

Tak tanggung tanggung, memasuki masa Natal dan Tahun Baru kemarin suplainya mencapai 1 kontainer (isi 20 ton) per hari. Kondisi ini sudah terjadi cukup lama.

“Itu dah lama, cuman 2 bulan belakangan ini suplainya tambah banyak. Kalau dulu 2 kontainer 1 Minggu, belakangan ini 1 hari satu kontainer masuk, seminggu bisa 7 kontainer,” ungkap ketua PPSDS Mutowif . Padahal sesuai dengan surat edaran gubernur sudah ada larangan untuk impor daging. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry