SIDOARJO | duta.co – Pengerjaan proyek plengsengan (saluran irigasi) di Desa Candipari RT 12 RW 5, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, diduga dikerjakan tidak sesuai spesifikasi dan asal-asalan. Pasalnya, tidak ada papan nama dan molen (pengaduk campuran material) di lokasi proyek. Hal ini terlihat campuran semen tidak merata (tidak sempurna).
Sudarmanto, pelaksana proyek, ditemui di lokasi, Rabu (7/8/24), mengatakan, proyek ini Pokir (pokok pikiran) DPRD. “Ini kerjaan Pak Yoppy, kami tidak menggunakan molen karena rusak, ini proyek Pokir, mas,” ucap Darmanto, tanpa menyebut nama anggota dewan pemberi Pokir.
Awak media kesulitan menggali data, karena pelaksana enggan berbicara banyak. Untuk dana proyek tidak jelas dan masyarakat umum tidak bisa mengetahui sumber dana APBD daerah, khususnya untuk pembangunan seperti ini.
Ketua LSM AUU (Amanat Undang Undang), Hariadi, yang biasa disapa Hari Banteng, kepada duta.co di lokasi proyek, mengatakan, hal ini tidak sesuai spek (spesifikasi) tidak adanya molen (mesin pencampur material).
“Ini jelas menyebabkan campuran kurang sempurna, karena manual dalam pengadukannya. Tidak adanya papan nama, dimana masyarakat umum tidak mengetahui sumber dana, apa dari APBD, APBN atau, BK, maupun Pokir. Kita selaku kontrol sosial wajib untuk mengkritisi terkait pembangunan khususnya penggunaan uang negara yang notabene dari pajak,” tegas Hari Banteng.
“Jadi patut diduga proyek tersebut dikerjakan asal-asalan dan karena tidak adanya papan nama. Terkesan proyek “Siluman”. Sangat disayangkan hal ini terlihat pada proyek plengsengan (saluran irigasi) di Desa Candipari, Porong,” tegas Hari Banteng.
Seharusnya, lanjut Hari Banteng, proyek yang dikerjakan seperti asal-asalan ini mendapat pengawasan dari dinas terkait pemerintah daerah setempat, bilamana menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).
Masih kata Hari Banteng, proyek berdasar Pembangunan/Peningkatan Saluran Desa Candipari Kecamatan Porong, Kab Sidoarjo, “Yang diketahui sumber anggarannya yang berasal dari APBD Kab. Sidoarjo bisa diduga nilai kontrak Rp177.000.000 di lokasi seperti itu masih sisa anggarannya (masih untung banyak),” pungkasnya.
Terpisah, dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kepala Bidang Pengairan Dinas PU BM-SDA Sidoarjo, Wahib, belum membalas pesan WhatsApp wartawan. (loe)