TUBAN | duta.co – Sejumlah warga yang berada di pesisir Pantai Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, digegerkan dengan terdamparnya seekor ikan hiu tutul sepanjang tiga meter dan berat lima kwintal.

‎Warga yang mengetahui adanya ikan hiu yang diduga akibat jaring nelayan setempat itu, sengaja datang ke lokasi karena ingin menyaksikan secara langsung ikan yang kerap disebut ikan cucut geger lintang ini.‎

“Tahu dari media sosial, kalau ada ikan hiu kawasan pantai Desa Kaliuntu, karena penasaran ya datang ingin lihat,” terang Khistin, warga setempat, Rabu (26/9/2018)‎.

Lebih lanjut, pelajar yang masih menempuh pendidikan di SMK Manbaul Huda Jenu ini, mengatakan dirinya baru pertama kali melihat langsung ikan hiu tutul.

“Selama ini hanya lihat di TV, ternyata besar sekali ikannya,” jelas Khistin‎.

Sementara itu, di lokasi yang sama, Nurul, warga setempat mengatakan‎, ikan hiu ini tersangkut jaring milik nelayan Kaliuntu pada Selasa (25/9) kemarin. Melihat ada ikan pemakan plankton, nelayan tak berani melepaskannya di tengah laut.‎

Setibanya di tepi pantai, lanjut Nurul, ikan besar itu berusaha diangkat oleh 12 orang namun sia-sia. Meski sudah tercium aroma tak sedap, tapi ikan dengan nama latin Rhincodon typus menjadi tontonan warga.

Sebatas diketahui, hiu ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Cucut geger lintang merupakan hewan terbesar yang masih hidup di dunia, di luar ikan paus. Ukuran rata-rata hewan dewasa diperkirakan sekira 9,7 meter (31,8 ft) dan seberat sembilan ton.

Sebagai pemakan plankton yang memperoleh mangsanya dengan menyaring air laut, hiu paus memiliki mulut yang berukuran besar, hingga selebar 1,5 meter (4,9 ft) yang berisikan 10 lembaran penyaring dan sekira 300 hingga 350 deret gigi kecil-kecil.

Ikan jenis ini juga memiliki lima pasang insang berukuran besar. Dua mata yang kecil terletak di ujung depan kepalanya yang datar dan lebar. Warna tubuhnya umumnya keabu-abuan dengan perut putih, tiga gigir memanjang terdapat di masing-masing sisi tubuhnya, serta lukisan bintik-bintik dan garis kuning keputih-putihan yang membentuk pola kotak-kotak.

Pola bintik-bintik yang mengesankan sebagai taburan bintang itu bersifat khas untuk masing-masing individu, dan acap digunakan dalam perhitungan populasi.

Kulitnya hingga setebal 10 sentimeter (3,9 in). Sirip punggung dan sirip dada masing-masing sepasang. Pada hewan muda, sirip ekornya lebih panjang yang sebelah atas. Sementara pada hewan dewasa sirip ini lebih berbentuk seperti bulan sabit. (sad)‎