LUHUT memberi amplop ke kiai di Madura dalam tayangan video yang beredar di masyarakat.

JAKARTA | duta.co – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, gencar kampanye untuk Jokowi. Namun, dari fakta kampanyenya bisa dianalisis, bila Luhut turun tangan di suatu tempat, maka itu tanda di tempat tersebut Jokowi terancam kalah telak saat Pilpres 2019 nanti. Salah satunya di Madura yang memang sejak dulu dikuasai oleh Prabowo Subianto. Luhut pun secara khusus terjun langsung ke Madura.

Hal itu bisa dilihat dari video berdurasi 1.23 detik yang beredar di masyarakat. Tampak Luhut Binsar Pandjaitan menyambangi Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil, KH Zubair Muntashor, di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Dalam video itu, Luhut memberikan amplop warna putih kepada sang kiai. Luhut juga meminta sang kiai mengajak umat dan santrinya agar datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April nanti untuk mencoblos “yang baju putih”.

Baju putih pada Pilpres 2019 identik dengan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Maruf. Di beberapa kesempatan, Jokowi juga sering mengajak pendukungnya untuk mengenakan pakaian warna putih saat datang ke TPS pada hari H pencoblosan.

Setelah Luhut meminta sang kiai mencoblos “yang baju putih”, dia juga terekam kamera membisikkan sesuatu di dekat telinga sang kiai. “Jokowi,” kata Luhut terdengar jelas. Lalu, Luhut dan beberapa orang dalam pertemuan itu tertawa ringan.

Masih dalam video itu, Luhut mengaku sudah dua kali berkunjung ke Ponpes Nurul Cholil. “Sudah kemari dua tahun lalu, pingin lihat lagi Kiai Muntashor, ini putranya. Tadi, itu saja silaturrahmi,” kata Luhut.

Luhut Binsar Pandjaitan juga mempromosikan Jokowi ke rekannya sesama purnawirawan TNI. Dia sebelumnya menulis pesan untuk teman-teman seangkatan sesama purnawirawan TNI. Dia meminta mereka tidak cemburu pada kalangan sipil dan menceritakan sosok capres Joko Widodo yang bukan merupakan purnawirawan TNI.

“Tidak perlu juga kita cemburu kepada kalangan sipil. Apakah selalu tentara yang lebih bagus? Saya pikir tidak selalu. Sebagai pensiunan tentara, menurut saya orang yang kerja dengan hati itu lebih bagus. Pak Jokowi datang dari kalangan sipil, tapi saya lihat Beliau kerja dengan hati,” tulis Luhut dalam keterangan tertulis yang dikirim oleh staf Kemenko Maritim, Rabu (27/3/2019).

Pesan Luhut ini disampaikan untuk teman-teman seangkatannya di AKABRI/Akmil melalui WhatsApp Group tanggal 26 Maret 2019. Seperti diketahui, Luhut merupakan alumni AKABRI angkatan 1970.

“Selain itu Beliau berani mengambil keputusan dan tidak mencari pencitraan-pencitraan. Semangatnya hanya bekerja. Tapi berhubung banyak yang dikerjakan, maka ada yang menilai seolah-olah pencitraan,” tambahnya.

Lewat pesan di WAG tersebut, Luhut juga mengundang rekan-rekan seangkatannya untuk berdiskusi. Dia mempersilakan mereka untuk tetap bertahan pada pilihannya, Joko Widodo atau Prabowo Subianto, tapi dia tidak mau ada disinformasi. Luhut mengaku juga tak ingin sesama purnawirawan TNI berkelahi karena beda pilihan.

“Tidak perlu kita yang sudah menjalani hari tua seperti ini malah sibuk berkelahi di antara sesama sendiri. Ingat-ingat dulu kita masih muda, berhasil masuk Akabri/Akmil dengan nilai psikotes di atas rata-rata. Jadi saat sudah makin tua begini, logika kita musti makin jalan. Kalau logika kita tidak jalan, sedih juga saya melihat di antara kita menghabiskan hari-hari tua ini dengan penuh buruk sangka,” papar Luhut.

“Siapapun yang mau Anda pilih itu hak konstitusi dan hak demokrasi Anda. Saya sebagai teman hanya memberikan informasi mengenai kemajuan yang sudah dicapai. Kalau Anda merasa bahwa ada yang lain yang terbukti lebih bagus, monggo tidak ada masalah,” pungkasnya. Sebelumnya, para purnawirawan TNI sudah banyak yang merapat ke Prabowo. Karena itu, Luhut pun hendak memengaruhi pilihan mereka di Pilpres 2019. (wis/rmol)