SIDOARJO | duta.co – MINU (Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nahdlatul Ulama) Pucang, Sidoarjo, layak diacungi jempol. Tahun ini, lembaga pendidikan NU yang menerapkan sekolah bilingual, multi kurikulum dari kurikulum nasional berkembang ke Cambridge Internasional Examination dan akhir-akhir ini menerapkan International Beclaraute (IB program) mendapat penghargaan internasional berupa the moost education Islamic school of the years dari NBA (National Bright Award), begitu juga MTs Bilingual Muslimat NU, dapat penghargaan katagori Best National School Referral of the year 2017.
Penghargaan tersebut diterimakan di Saripacific Hotel Jakarta. “Ini yang ketiga kalinya kami mendapat penghargaan the moost education Islamic school of the years. Ini tidak lepas dari konsistensi para pendidik dan pengelola. Penyerahannya berlangsung di Hotel Saripacific Jakarta,” tutur Hamim Tohari, Kepala MINU Pucang, ketika dikonfirmasi duta.co, Kamis (13/04/2017).
Ini penghargaan ketiga kalinya di tahun ini. Sebelumnya ada penghargaan The favorit school of the years. Dijelaskan Hamim, Minu Pucang yang memiliki 1200 siswa ini, kurikulum pendidikan yang diterapkan selain kurikulum nasional juga menerapkan kurikulum Cambridge International Exmination, bulan April ini melaksanakan ujian cambridge. Dan untuk International Baccalaureate (IB) Program, rutin dilakukan workshop pramire program katagori dua training perwakilan IB program untuk tenaga pendidiknya.
“Memang selama ini hanya MINU Pucang dari 245.760 madrasah di Indonesia yang menerapkan kurikulum IB program,” tuturnya.
Keunggulan IB Program, lanjutnya, mengasah siswa untuk selalu action dan sifatnya trans disiplin ilmu. “Perlu diketahui, untuk Jawa Timur, baru MINU Pucang dan SD Ciputra- Surabaya yang menerapkan IB Program,” katanya.
Dalam IB Program, siswa telah dilatih membuat paper, dan tak akan kesulitan saat kuliah. Dengan diterimanya penghargaan tersebut, madrasah tak dipandang sebelah mata.
“Dan perlu diingat, meski telah bertaraf internasional MINU Pucang juga tak melupakan tradisi pesantren NU, sebab siswa juga mampu hafalan Alquran,” tambahnya.
Untuk mengukur keberhasilan IB program, lanjut Hamim Tohari, di akhir pendidikan, para siswa melakukan presentasi di depan guru dan orang tua siswa secara keseluruhan.
Karenanya, tambah Ny Ainun Jariyah, Ketua PC Muslimat NU yang membawahi sekolahan tersebut, baik MINU Pucang dan MTs Bilingual yang telah menerima penghargaan dari NBA, terus menyempurnakan sarana dan prasarana yang dimiliki.
“Saat ini berhasil memperluas lahan sekolah dengan membebaskan satu bidang tanah dan dua rumah, demikian juga jalan alternatif ke sekolahan juga diperlebar. Untuk MA bilingual yang sebelumnya satu kompleks juga sudah pindah ke Siwalan Panji, dengan gedung lantai tiga, sudah tampung dibangun,” tuturnya. (yan)