
SURABAYA | duta.co — Akhirnya, Kamis (23/10/25) pendiri CT Corp sekaligus pemilik Trans7, Chairul Tanjung mendatangi Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, menemui KH Muhammad Anwar Mansur. Kunjungan ini dalam rangka sowan ke pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo menyusul gaduh tayangan Expose Uncensored Trans 7.
Tayangan menggegerkan dan menyakitkan jagat santri itu terjadi pada 13 Oktober 2025. “Tepat 10 hari CT muncul,” demikian warganet terlihat duta.co, Jumat (24/10/25).
Dalam kunjungan itu, Chairul Tanjung didampingi Direktur Utama Detik Network Abdul Aziz serta Prof Mohammad Nuh selaku salah satu direksi Transcorp. Ketiga disambut langsung oleh KH Abdul Mu’id Shohib, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo.
“Hari ini Bapak Chairul Tanjung sowan ke KH Muhammad Anwar Mansur untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Permohonan maaf tersebut telah diterima oleh beliau,” kata KH Abdul Mu’id Shohib, dalam video pendek berdurasi 08:39 menit lewat kanal youtube Trans7.
Chairul Tanjung sendiri selaku Owner Trancrops menyampaikan permintaan maaf secara langsung atas Polemik tayangan “Exposed Uncensored” di Trans 7 yang menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo dan Amaliah Nahdliyin. CT juga nampak bersama rombongan ke Kantor Yayasan Ponpes Lirboyo untuk menemui Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Khafabih Mahrus.
Di Aula Kantor Yayasan Chairul Tanjung bersama rombongan diminta menunggu hingga akhirnya hadir Yai Khafa datang dilanjutkan pertemuan tertutup selalu beberapa jam yang akhirnya dilanjutkan ke Dhalem KH.Anwar Mansur yang tak jauh dari Pondok Induk Pesantren Lirboyo.
Perwakilan dari pihak pondok, KH Abdul Mu’id (Gus Mu’id), menyampaikan bahwa Kiai Haji Muhammad Anwar Mansur telah menerima permohonan maaf dari Chairul Tanjung. Di sisi lain, Chairul Tanjung menegaskan telah mengambil langkah-langkah konkret dan sangat tegas sebagai bentuk tanggung jawab.
Apa saja? Pertama, pemecatan Pihak Bertanggung Jawab: Telah dilakukan pemecatan terhadap orang-orang yang bertanggung jawab di internal Trans 7 terkait penayangan tersebut. Kedua, Pemutusan Kerja Sama: Production House (PH) yang memproduksi acara tersebut telah diputus kontrak kerjasamanya. Ketiga, Penghentian Tayangan: Program “Exposed Uncensored” secara keseluruhan telah diberhentikan penayangannya untuk selama-lamanya.
Komitmen Jangka Panjang
Lebih dari sekadar permintaan maaf, Chairul Tanjung juga menyampaikan komitmen jangka panjang untuk memperbaiki citra pesantren yang terlanjur tercoreng. Pertama, Pengarahan Jelas Internal. Di sini CT akan memastikan tidak akan ada lagi tayangan di Trans7 maupun media lain di bawah Trans Corp yang menyerang atau menyinggung Amaliah Nahdliyin atau pesantren di masa mendatang, dengan ancaman sanksi pemecatan bagi yang melanggar.
Kedua, Program Khusus Pesantren: Trans7 berjanji akan menayangkan program khusus yang berfokus pada kunjungan dari pesantren ke pesantren. Program ini bertujuan untuk menonjolkan kebaikan, keunggulan pendidikan, serta sejarah pesantren, sehingga masyarakat dapat memahami keindahan dunia pondok pesantren.
Gus Mu’id berharap, janji Chairul Tanjung ini bisa membuat suasana tenang dan kondusif kembali. Chairul Tanjung juga menutup keterangannya dengan harapan agar kebersamaan umat, khususnya umat Islam, dapat terjaga demi membangun bangsa yang lebih maju, makmur, dan berkeadilan. “Selamat tinggal Wahabi – pembenci pesantren — dari Trans7,” demikian komentar warganet yang membela kaum santri ini. (zi,net)







































