BONDOWOSO | duta.co – Dalam Silaturrahim dengan Pengurus Cabang NU (PCNU) Bondowoso dan Jember di Bondowoso, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Kikin Abdul Hakim M menekankan PCNU untuk mengembangkan program pelayanan masyarakat daripada kegiatan seremonial dan ujung tombak pelayanan NU adalah MWC NU dan Ranting.

Silaturrahim PWNU Jatim dengan PCNU di Bondowoso, Kamis (20/11) malam itu dihadiri KH Abdul Matin Jawahir (Wakil Rois Syuriyah PWNU Jatim), Gus Kikin (Ketua PWNU Jatim), beberapa wakil ketua tanfidziyah dan wakil sekretaris PWNU Jatim, KH Drs Junaidi Mukti (Rois Syuriyah PCNU Bondowoso), KH Abdul Qodir Syam (Ketua PCNU Bondowoso) dan KH Abdullah Syamsul Arifin/Gus Aab (Ketua PCNU Jember).

Program pelayanan yang ditekankan Gus Kikin antara lain reaktivasi RSNU/klinik kesehatan (strategi partnership), strategi kolaborasi usaha NU/UMKM (jaringan bisnis NU/pesantren), kolaborasi Layanan Pendidikan Unggulan/ Modern NU (antisipasi sekolah terpadu-Boarding School), relasi strategis NU-parpol/PKB (kebijakan, fasilitasi anggaran daerah), dan Relasi Strategis NU-Pemda.

“PCNU perlu kompak dengan MWC (NU tingkat kecamatan), karena MWC NU itu ujung tombak NU. Jika MWC dan ranting (NU tingkat desa/kelurahan) itu kompak, inSya-Allah, program jalan. Contoh MWC di Bojonegoro yang bisa membangun gedung lima lantai dan memberi pemasukan ke PCNU dan MWC NU yang sangat besar,” ujarnya.

Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang itu menjelaskan harakah NU muaranya dari masyarakat bawah. “NU mulai terbang lagi setelah kembali ke Khittah NU, yang diperjuangkan KH Wahab Chasbullah sejak tahun 1971 dan akhirnya diputuskan pada tahun 1984 saat dipimpin Gus Dur,” kilahnya.

Menurut Gus Kikin, posisi NU di sini merupakan organisasi Islam yang telah memiliki jasa besar terhadap berkembang dan berdirinya bangsa dan negara, sehingga elemen-elemen yang ada sudah sewajarnya perhatian kepada NU, apalagi kiprah NU di tengah masyarakat telah banyak dirasakan.

“Karena itu, agenda atau program penting PWNU adalah melakukan konsolidasi mulai dari PCNU, MWCNU, dan Ranting NU agar nyambung dan sinergi dalam melayani masyarakat. MWCNU dan Ranting itu yang paling dekat dengan masyarakat di bawah,” katanya.

Dalam laporannya, Ketua PCNU Bondowoso KH Abdul Qodir Syam menyampaikan masjid dan graha NU beserta sertifikatnya yang ada di kantor PCNU sudah sepenuhnya menjadi milik NU dan PCNU Bondowoso saat ini sedang giat mengurus wakaf atas nama Nahdlatul Ulama.

“Bondowoso punya klinik yang hampir menjadi rumah sakit, tetapi saat ini Yarsis belum melanjutkan. Di MWCNU Cerme juga ada klinik yang saat ini sudah jalan. Kita dorong semua MWC punya klinik agar nanti rujukannya ke Rumah Sakit NU kalau RS NU sudah berdiri, Ujarnya

Selain itu, PCNU Bondowoso juga mengharapkan ada BMTNU di setiap MWC. “Saat ini sudah punya 14 BMT NU. MWCNU juga sudah memberikan sebagian ke PCNU. PCNU juga bekerjasama dengan Sidogiri yaitu Basmalah, namun PCNU belum mendirikan sekolah NU. Sekolah NU masih berkembang di pinggiran kota dan PCNU juga menjajaki kerja sama dengan LP Ma’arif NU Jatim,” katanya.

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Jember KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) melaporkan saat ini kepengurusan PCNU Jember belum ada kejelasan karena masa khidmad sudah habis dan belum ada konferensi untuk memilih ketua baru, namun sampai saat ini ketua lama masih mendampingi MWC-MWC agar kegiatan terus berjalan.

“Grosir BUMNU Jember masih perlu perhatian serius, utk pengembannya . Saat ini, PCNU Jember juga mendapat support BMTNU dari SHU. PCNU juga mendorong BUMNU Nuansa Umat yang diinisiasi BMT NU. Ujarnya.

Terkait PCNU Jember, Gus Kikin menilai harus segera ada solusi, karena PCNU Jember memiliki potensi yang luar biasa. “Kita punya ibrah dari para muassis bahwa memperbanyak silaturahmi bagian dari upaya memajukan organisasi,” kata Gus Kikin yang juga bersilaturahmi dengan PCNU Situbondo, Banyuwangi, Kencong, dan Lumajang. (*/pwnu)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry