SIDOARJO | duta.co – Menarik! Konten Cak Sholeh (Muhammad Sholeh SH), tentang Pilkada Sidoarjo November 2024 menarik dicermati. Advokat yang terkenal dengan tagline No Viral No Justice tersebut, mengaku masih trauma dengan politik uang pada Pemilu 2024.
“Tapi, setelah Bupati Sidoarjo (Gus Muhdlor) ditahan KPK, ada yang komen: Cak Sholeh, kenapa tidak mencalonkan Bupati Sidoarjo saja?,” demikian Cak Sholeh dalam video berdurasi 1:15 menit itu, terlihat duta.co, Jumat (10/5/24).
Seperti tadi, Cak Sholeh mengaku trauma dengan politik uang. “Terus terang, kekecewaan Pemilu legislatif (2024) masih belum hilang. Di mana 100 kebaikan (ternyata) kalah dengan (duit) 100 ribuan. Orang banyak membantu masyarakat, ternyata tidak dilihat. Yang dilihat 50 ribu, 100 ribu. Ini adalah pengalaman pahit, betapa demokrasi kita tidak semakin baik,” keluh Cak Sholeh.
Akibatnya, lanjutnya, pencoleng-pencoleng itu – apa pun namanya – lebih dipilih ketimbang orang-orang baik. Nah, kalau kita bicara Pilkada Sidoarjo, Cak Sholeh pingin tahu pendapat kita, andai memang harus mencalonkan diri menjadi Bupati Siudoarjo, apa pendapatmu?
“Apakah kamu senang ketika Cak Sholeh mencalonkan diri menjadi Bupati Sidoarjo, bisa bantu banyak orang seperti sekarang? Saya pingin tahu komentar teman-teman khususnya warga Sidoarjo, kalau Cak Sholeh maju di dalam pemilihan Bupati Kabupaten Sidoarjo?,” tanyanya.
Bayar Tunai
Tantangan Cak Sholeh ini, dibayar tunai oleh Mustain, warga Graha Permata Sidorejo Indah, Desa Sidorejo, Krian, Sidoarjo. Masalahnya apakah tekad ini sejalan dengan partai politik, pemegang kursi di DPRD? Menurutnya, ini adalah momen tepat bagi warga Sidoarjo untuk memilih bupati tanpa politik uang. Apalagi, banyak kasus yang layak menjadi pelajaran bersama.
“Bayangkan tiga orang bupati berurusan dengan KPK. Ini masalah serius. Karena itu, Pilkada nanti menjadi taruhan masa depan Sidoarjo. Yang muda, ternyata tidak bisa diandalkan, yang kaya bukan jaminan. Kita harus pilih yang rekam jejaknya jelas, benar-benar anti korupsi,” jelas Pak Tain panggilan akrabnya.
Masih menurut Mustain, Pilkada Sidoarjo harus menjadi momen pembersihan total kota udang ini. Korupsi, katanya, membuat pembangunan macet, tidak berjalan. Kalau pun berjalan asal-asalan, karena dipotong sana-sini. “Sidoarjo harus menjadi miniatur Indonesia, Pilkada tanpa politik uang. Dan, ini harus menjadi tekad bersama,” pungkasnya. (mky)