Tampak penghulu dengan tugas mulianya sedang menikahkan pasangan suami istri. (FT/DUTA.CO/MKY)

JAKARTA | duta.co – Ada tantangan baru bagi para penghulu. Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama menyelenggarakan Musabaqah Baca Kitab dan Lomba Karya Ilmiah tingkat Nasional 2017 khusus bagi para penghulu. Kegiatan yang berlangsung di Jakarta hingga 1 November mendatang itu dibuka Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin.

“Penghulu adalah pejabat fungsional yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang melakukan pengawasan nikah/rujuk dan kegiatan kepenghuluan lainnya. Penghulu selain berfungsi administratif, juga berfungsi sebagai pelayan dan juga berfungsi sebagai intelektual di masyarakat. Dan guna mendukung Tupoksi penghulu, kegiatan ini kita selenggarakan,” terang Muhammadiyah Amin di Jakarta, Minggu (29/10) malam.

Kegiatan ini mengusung tema: Profesionalisme Penghulu dan Penguatan Paham Islam Moderat. Menurut Amin, penghulu harus menguasai persoalan agama dari sumber utama, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi terkini.

“Semoga kegiatan ini mampu mendorong dan memotivasi para penghulu untuk terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan wawasannya melalui mengaji dan mengkaji  khazanah keilmuan Islam yang ditulis ulama terdahulu,” katanya.

“Jika aparat KUA kita tidak meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan, tentu akan menyulitkan kita sendiri saat melakukan bimbingan dan layanan di masyarakat,” imbuhnya.

Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin membuka Musabaqah Baca Kitab dan Lomba Karya Ilmiah Penghulu Tingkat Nasional. (Foto: Sandi/kemenag)

Dirjen berharap, Kepala KUA dan penghulu mampu mejadi pelopor perubahan budaya, dari kemunduran semangat mengkaji keilmuan keagamaan ke tradisi yang lebih tinggi untuk mengkaji keilmuan yang bersumber dari kitab berbahasa Arab.

Sebelumnya, Kasubdit Mutu Sarana Prasarana dan Sistem Informasi KUA, Anwar Sa’adi menyatakan, posisi penghulu di masyarakat, selain sebagai penghulu, juga sebagai manajer, “mufti”, dan bahkan mubaligh. Untuk itu perlu kemampuan SDM yang baik.

“Lomba Baca Kitab bertujuan agar para penghulu kita memahami kitab kuning sekaligus menjadikannya sebagai literatur rujukan utama dalam menjalankan tugas. Sedang untuk karya tulis ilmiah, tujuannya adalah memberi motivasi agar para penghulu mampu bekerja secara profesional dan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,” imbuh Anwar.

Dalam kegiatan ini, ada 34 peserta lomba baca kitab dan 34 peserta lomba karya tulis ilmiah perwakilan dari 34 provinsi. Ditjen Bimas Islam mengundang nara sumber dan dewan juri sebanyak 13 orang dari berbagai unsur terkait. (kmg)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry