PEMBIBITAN : pusat pembibitan tanaman mendukung program penanaman trembesi, konservasi di sekitar pantai dan juga konservasi hutan di Taman Oasis, Kudus. (dok/duta.co)

SURABAYA  | duta.co – Dunia makin panas, cuaca sulit diprediksi dan kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja karena pemanasan global. Dampaknya memang luar biasa, diantaranya meningkatnya temperatur bumi di beberapa wilayah dan perubahan iklim. Mencairnya glasier sehingga permukaan air laut meningkat dan menyebabkan daerah pantai akan terendam.

Tidak hanya itu, pemanasan global menyebabkan alergen, polusi udara, dan gas berbahaya lain terperangkap di dalam Bumi. Hal ini bisa membuatnya mudah terhirup oleh manusia dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma. Juga

pemanasan global akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, memicu terjadinya kekeringan, dan memicu terjadinya kebakaran hutan. Hal tersebut akan menimbulkan kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan kematian.

Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih banyak penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan tumbuhan tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah hujan. Tanaman dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain.

Dampak negatif dari pemanasan global bagi para petani adalah iklim berubah sehingga menyebabkan gagal panen. Menurut Aryanto dan Siti Chuzaemi dalam buku Leguminosa Pohon (2022), salah satu dampak pemanasan global bagi petani adalah sulitnya memprediksi musim

Kenapa bisa terjadi pemanasan global penyebab utamanya adalah efek rumah kaca yang meningkat karena aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penebangan hutan, emisi kendaraan, limbah industri, dan penggunaan listrik.

Lantas bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Diantaranya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi, menjaga Kelestarian Alam, mengontrol pemakaian listrik dan mengendalikan limbah dalam bentuk apapun serta menanam pohon sebanyak mungkin.

Untuk itu, mengurangi dan mencegah terus meningkatnya pemanasan gobal, Djarum Foundation, salah satu bagian dari pilar korporasi di Indonesia yang bergerak mengurangi emisi karbon meluncurkan program Djarum Trees for Life (DTFL).  Ada dua program besar yang dilakukan DTLF yakni menanam pohon sekaligus pusat pembibitan.

Pada 2010, Djarum Trees For Life memprakarsai gerakan penghijauan di Pulau Jawa melalui program penanaman trembesi di sepanjang Pantai Utara Jawa. Jalur Pantai Utara merupakan salah satu jalur utama yang menjadi nadi bagi transportasi darat. Puluhan ribu kendaraan, mulai dari kendaraan roda dua, mobil, hingga truk muatan, diperkirakan melintasi jalur tersebut setiap hari.

Tingginya arus kendaraan di wilayah tersebut berdampak pada kualitas udara. Oleh karena itulah, Djarum Trees For Life mengawali langkah penanaman trembesi guna menekan polusi di wilayah ini.

Wujud nyata dari komitmen Djarum Trees For Life dalam menghijaukan lingkungan terlihat dari terus bertambahnya jumlah penanaman trembesi setiap tahun. Hingga 2021, setidaknya dari beberapa titik wilayah tanam yang tersebar di Pulau Jawa, Lombok, Madura, dan Sumatera Utara, program penanaman trembesi Djarum Trees For Life berpotensi menyerap lebih dari 4,2 juta ton karbon per tahun.

BLDF Komit Gawangi Isu Lingkungan dan Konservasi

BIBIT : Ribuan tanaman disemai untuk kebutuhan penanaman pohon di Taman Oasis Kudus. (dok/duta.co)

Dengan misi menanam pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan, DTFL yang berada di bawah naungan Djarum Foundation telah terbentuk pada 1979. Diawali dengan penghijauan di kota Kudus, kini kami telah menanam lebih dari 2.000.000 pohon. Sampai saat ini sudah lebih 2.300.000 pohon telah ditanam di Indonesia. Lebih 1.102.468 mangrove telah ditanam di Pantai Utara Jawa Tengah.

Untuk memenuhi kebutuhan pohon yang ditanam,  DTFL sebuah pusat pembibitan tanaman juga kami dirikan untuk mendukung program penanaman trembesi, konservasi di sekitar pantai dan juga konservasi hutan. Berbagai program dijalankan berkesinambungan dan saling melengkapi, demi masa depan lingkungan yang lebih baik. Lebih 3.361 KM tol jalur Jawa, Madura, Lombok  dan Sumatera telah ditanami trembesi juga  lebih 103.400 ragam jenis tanaman telah ditanam di Gunung Muria

Mutiara Diah Asmara Director Communications Djarum Foundation mengatakan ada lima pilar bakti di dalam Djarum Foundation. Meliputi bakti sosial, bakti olahraga, bakti lingkungan, bakti pendidikan, dan bakti budaya. Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) berdiri sejak 1979 sudah berhasil menanam lebih dari 2,3 juta pohon yang ditanam di jalur Pantura, tol trans Jawa, tol trans Sumatera dengan panjang mencapai 3.300 kilometer.

“Semua elemen masyarakat harus bergerak termasuk korporasi mencegah dampak negatif pemanasan global di lingkungan masing-masing,” katanya.

Mutiara menambahkan tingginya ancaman perubahan iklim dan pemanasan global, langkah-langkah konservasi dan keberlanjutan yang dilakukan di Oasis Djarum, Kudus, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain. Penanaman pohon secara berkelanjutan, peran aktif masyarakat, dan dukungan lintas sektor menjadi elemen kunci dalam menciptakan lingkungan yang lestari.

“Semua pohon yang ditanam akan dirawat dan dipelihara selama tiga tahun, kemudian diserahterimakan kepada pengelola jalan.  BLDF juga telah menanam mangrove di sepanjang pesisir pantai utara dan selatan. Total lebih dari 1,1 juta bibit mangrove yang sudah ditanam dengan melibatkan generasi muda, yaitu gerakan siap darling (siap sadar lingkungan).”

Mutiara menambahkan Generasi muda dan media kunci dari semua program. “Kami di BLDF menyadari pentingnya peran media massa dalam mengkomunikasikan berkaitan dengan narasi lingkungan. Kami ajak rekan media lebih mengenal dan memahami komitmen inisiatif yang dilakukan oleh multi pihak, pemerintah, swasta, komunitas dan individu,” tuturnya.

Mutiara menambahkan konservasi salah satu fokus yang digaungkan BLDF. BLDF terus menjalankan komitmennya dalam menggawangi isu lingkungan. “BLDF telah melakukan berbagai kegiatan lingkungan. Di antaranya penanaman ribuan pohon trembesi di ruas tol, penanaman semak berbunga di sekitar area Candi di Trowulan Mojokerto, hingga berkolaborasi dengan ratusan mahasiswa dalam melakukan berbagai penanaman tersebut. “

Hijaukan Jalan Tol, DTFL Tanam 25.194 Trembesi di Lima Ruas Tol


Serah-terima inaugurasi penanaman trembesi oleh DTFL bersama lima mitra pengelola jalan tol (dok/duta.co)

BLDF melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) serah terimakan atas penanaman 25.194 trembesi di lima ruas jalan tol sepanjang Jawa Timur-Jawa Tengah. Di Jatim sendiri ditanam di PT Transjawa Paspro Jalan Tol di ruas Pasuruan-Probolinggo dan ruas tol Jombang – Mojokerto.

Aksi ini menjadi dukungan DTFL atas pembangunan infrastruktur berkelanjutan oleh Kementerian Pekerjaan Umum di sektor jalan bebas hambatan (tol). Praktik ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi swasta atas komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), sesuai rancangan Second Nationally Determined Contributions (NDC) 2031–2035.

“Sejak 2010, DTFL telah terlibat dalam program penghijauan lewat penanaman trembesi di sepanjang jalan di Pulau Jawa, Madura, Lombok, dan Sumatra. Inisiatif ini kemudian kami replikasi di sektor jalan bebas hambatan bersama para mitra pengelola jalan tol. DTFL percaya, di masa depan, sinergi multipihak ini semakin esensial dalam membantu capaian target pemerintah atas pengurangan emisi GRK secara bertahap,” kata Program Director BLDF Jemmy Chayadi dalam acara penyerahan pohon trembesi di Surabaya.

Jemmy menambahkan awal mula tanam trembesi dilakukan di sekitar Kudus. Selanjutnya pada 2019 DTFL bersama dengan PT Jasa Marga Solo Ngawi menginisiasi penanaman di ruas tol Solo-Ngawi, kemudian dilanjutkan di 2020 bersama dengan PT Marga Harjaya Infrastruktur menanam di ruas Tol Jombang-Mojokerto, serta ruas Tol Pemalang-Batang dengan PT Pemalang Batal Toll Road.

“Sinergi berlanjut di 2021 bersama PT Transjawa Paspro Jalan Tol di ruas Pasuruan-Probolinggo dan PT Pejagan Pemalang Toll Road di ruas Pejagan-Pemalang. Total 267 km ruas jalan tol telah ditanami bibit trembesi, yang turut dirawat selama tiga (3) tahun untuk memastikan pertumbuhan pohon yang optimal. “

“Penyelenggaraan infrastruktur berkelanjutan di jalan bebas hambatan (tol) perlu mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola. Dalam implementasinya di sektor lingkungan, penanaman trembesi tidak hanya berfungsi untuk pengurangan emisi karena mampu menyerap 28,5 ton CO2 per tahun, tetapi juga berfungsi untuk resapan air. Perencanaan hingga penanamannya perlu mengikuti aturan yang berlaku,” kata Kepala Balai Perkerasan dan Lingkungan Jalan Neni Kusniati, yang membawakan sambutan mewakili Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum Rachman Arief Dienaputra.

Senada dengan itu, akademisi Sekolah Lingkungan Universitas Indonesia dan Ketua Umum APIKI (Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan) Network Mahawan Karuniasa menyebutkan, “Negara-negara dunia berkomitmen untuk menjaga agar suhu bumi tidak mengalami kenaikan lebih dari 1,5 derajat per tahun. Mencapai itu, perlu upaya mitigasi, antara lain lewat penanaman pohon untuk menyerap emisi dari gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Upaya ini makin krusial karena akhir-akhir ini terdapat riset yang menyebutkan berkurangnya kemampuan pohon untuk berfotosintesis dan menyerap emisi akibat perubahan iklim. Maka itu, inisiatif penanaman pohon tentunya perlu lebih digalakkan tidak hanya Djarum, juga korporasi lain,” kata Mahawan.

Sementara anggota BPJT Sony Sulaksono Wibowo menyebut, “Pembangunan jalan tol jadi bagian dari upaya peningkatan konektivitas, di mana inisiatif terkait penghijauan menjadi bagian di dalamnya. Sebagai regulator, BPJT mendorong kerja sama seperti inisiasi DTFL dengan mitra pengelola jalan tol seperti ini agar masyarakat menerima manfaat holistik. Tidak hanya untuk keteduhan di ruas jalan dan rest area, tetapi juga untuk pengurangan emisi dan kualitas udara yang lebih baik,” kata Sony.

Hingga saat ini penanaman pohon trembesi sudah mengarah ke trans Sumatera dengan total jumlah pohon tertanam mencapai 162.011 pohon trembesi dengan perkiraan potensi penyerapan karbon hingga 4,2 juta ton per tahun.

Jalur sepanjang 3.130 km telah ditanami pohon trembesi selama program ini berlangsung. Tentu jumlah tersebut akan bertambah dari waktu ke waktu sebagai dampak dari perluasan wilayah tanam trembesi yang dilakukan oleh Djarum Trees For Life.

Atasi Perubahan Iklim dan Kurangi Emisi Lewat Bursa Karbon

DIBUKA : Pembukaan bursa karbon di Indonesia, kepedulian korporasi terhadap lingkungan. (dok/duta.co)

Dalam tiga tahun terakhir, dunia pasar modal juga bergerak mengatasi dampak pemanasan global lewat Bursa Karbon.  Pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon. Konsepnya muncul sebagai bagian dari upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim. tujuan utama dari sistem perdagangan karbon yaitu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, serta mencoba untuk meminimalisir berbagai dampak negatifnya untuk bumi dan penghuninya.

Pasar karbon adalah jenis pasar keuangan yang terspesialisasi.  Pasar karbon memfasilitasi pembelian dan penjualan kredit karbon. Kredit karbon pada dasarnya adalah izin yang memungkinkan pembeli untuk mengeluarkan sejumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca lainnya.

Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) telah resmi diluncurkan pemerintah akhir tahun 2023 lalu. Sejumlah saham yang masuk bursa karbon yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO),

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Arkora Hydro Tbk. ( dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Perdagangan karbon berpotensi menguntungkan perusahaan yang memiliki tingkat emisi karbon yang rendah – terutama perusahaan renewable energy seperti $PGEO, $BRPT, $ARKO, dan $KEEN – karena dapat menjual kredit karbonnya.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menargetkan pengguna jasa bursa karbon atau IDXCarbon tembus 100 pada akhir 2024. Hingga saat ini total pengguna jasa telah mencapai 81 dengan total nilai transaksi mencapai Rp 37,06 miliar.

“Target 100 hingga akhir tahun ini. Bursa karbon merupakan sistem perdagangan yang memungkinkan untuk membeli, menjual, dan menukar hak untuk menghasilkan atau mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK),” kata Iman saat ditemui wartawan di acara peringatan satu tahun IDXCarbon di Gedung BEI, Kamis, 3 Oktober 2024 lalu.

Iman menambahkan dengan menjual kredit karbon dari berbagai proyek energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, negara dapat menarik investasi dalam sektor energi bersih sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang berpolusi.

“Bursa karbon dapat memberikan dasar untuk perdagangan karbon internasional, di mana izin emisi dapat dipertukarkan antar negara atau wilayah. Hal ini sebagai salah satu langkah yang dilakukan sebagai solusi atas masalah perubahan iklim yang terjadi secara global.”

Penyelenggaraan Bursa Karbon di Indonesia dilakukan atas pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dilaksanakan oleh penyelenggara pasar yang mendapatkan izin dari OJK yaitu PT BEI melalui IDX Carbon.

Bursa dan perdagangan karbon juga memungkinkan adanya izin dan kredit karbon di tingkat internasional. Dengan demikian, ada banyak negara yang akan turun berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi. Kredit karbon juga menyediakan berbagai manfaat tambahan bagi masyarakat lokal tempat proyek diselenggarakan, seperti pembangunan berkelanjutan melalui penciptaan lapangan kerja hijau, energi berkelanjutan, perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta adaptasi dan ketahanan iklim

“Saat ini terdapat 1.777.141 ton CO2e SPE-GRK yang terdaftar pada bursa karbon dan sebanyak 613.894 ton CO2e telah diperdagangkan dengan nilai lebih dari Rp 37,06 miliar,” kata dia dalam acara Peringatan Satu Tahun Berdirinya Bursa Karbon Indonesia, Kamis (3/10/2024).

Sementara ini, Indonesia tercatat sebagai negara menyumbang emisi CO2 terbesar di dunia, pada tahun 2022 setidaknya sebanyak 1,3 gigaton ton CO2 dengan 50,6 persen emisi yang dihasilkan berasal dari sektor energi sebanyak >80% yang berasal moda transportasi (mobil dan sepeda motor).

Berdasarkan data dari WRI (World Resource Institute) pada tahun 2014 menempatkan Indonesia pada posisi enam besar di dunia sebagai penghasil emisi karbon terbesar dengan tingkat emisi 1,981 miliar ton per tahun.

IDXCarbon resmi beroperasi pada 26 September 2023 lalu. Selama tahun pertama beroperasi, mencatatkan kenaikan jumlah Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang diperdagangkan dari 459.953 ton CO2e menjadi sebesar 613.894 ton CO2e, dengan nilai transaksi meningkat dari Rp 29,21 miliar menjadi Rp37,06 miliar.

Dari jumlah volume transaksi tersebut, sebanyak total 420.029 ton CO2e telah digunakan atau dilakukan retirement. Menurut Iman, hal ini menunjukkan mulai meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang perdagangan karbon serta perannya dalam upaya melawan perubahan iklim. Imam ghozali

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry