JAKARTA | duta.co – Paparan Joko Widodo (Jokowi) dalam Debat Pilpres 2019 putaran empat di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu (31/3/2019) malam, mendapat kritik dari sejumlah kalangan. Mantan Kepala Staf Umum TNI Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo, misalnya, menagih janji-janji Jokowi. Dia menantikan laporan calon petahana itu tentang pengadaan drone untuk kepentingan militer seperti dijanjikan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu, yang katanya untuk mengawasi wilayah udara Indonesia.

“Tadinya saya menunggu perkembangan pengadaan drone. Dulu kan 2014 beliau mengatakan akan mengawasi dunia Indonesia ini dengan drone,” jelas Suryo Prabowo usai Debat Pilpres 2019 putaran empat di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu (31/3).

Namun demikian, alih-alih melaporkan tentang perkembangan pengadaan drone, Jokowi malah menjabarkan tentang pengadaan radar baru yang sesungguhnya jumlahnya masih jauh dari cukup.

Penjabaran Jokowi terkait masalah pertanahan negara dinilai kurang pas. Menurut Suryo Prabowo, dalam Debat Pilpres 2019 putaran keempat Jokowi malah menjelaskan pengembangan organisasi atau institusi TNI dengan menambah jumlah personel saat ditanya tentang alutsista.

“Masalah modernisasi alutsista saya merasa kurang tepat bila diterjemahkan dengan menambah organisasi,” katanya.

Padahal, selama empat setengah tahun masa pemerintahannya, Jokowi belum mampu membangun minimum essential force atau kekuatan pokok minimum TNI. “Minimum essential force ini pun kita belum bisa terpenuhi. Tetapi sekarang sudah menambah orang, menambah anggaran. Alhasil saya belum lihat ada peningkatan kualitas. Ini saya sampaikan sehingga jawaban dari tadi kayaknya kurang pas,” papar Suryo Prabowo.

Melihat banyaknya janji Jokowi tak ditepati serta malah membuat janji baru, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi memastikan Debat Pilpres 2019 putaran empat yang mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan keamanan, dan hubungan internasional, dimenangkan secara telak oleh capres 02 Prabowo Subianto. Begitu dikatakan Direktur Media dan Komunikasi BPN Hasjim Djojohadikusumo usai ajang debat di Hotel Sangrila, Jakarta, Sabtu (30/3).

“K.O, knock out,” katanya menilai kekalahan petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam debat. Hasjim juga membandingkan penampilan antara Prabowo dan Jokowi dengan skor telak yang dimenangkan Prabowo. “Saya kira delapan berbanding kosong ya,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan, Hasjim memberikan skor 8-0 lantaran masyarakat telah menyaksikan dan bisa menilai betapa Prabowo amat menguasai jalannya debat. “Iya dong. Sudah jelas kok kelihatan sekali,” katanya.

“Kawan-kawan kita, kubu kita joget-joget menang. Yang lain (kubu Jokowi) kan mereka diam-diam saja. Saya kira begitu kan,” imbuh Hasjim yang juga adik kandung Prabowo.

ABS Jokowi

Sebelumnya Capres Prabowo Subianto memberikan peringatan kepada capres Joko Widodo (Jokowi) perihal laporan ABS alias ‘asal bapak senang’. Peringatan tersebut diberikan beberapa kali oleh Prabowo kepada Jokowi.

Yang pertama, Prabowo menepis paparan teknologi pertahanan yang disampaikan Jokowi di panggung debat keempat. Menurut Prabowo, Jokowi hanya mendapatkan laporan ABS.

“Jadi masalah pertahanan dan keamanan ini, saya kira maaf, Pak Jokowi, saya kira Pak Jokowi dapat briefing yang kurang tepat,” ujar Prabowo di panggung debat di Hotel Shangri-La, Sabtu (30/3/2019).

Sebagai purnawirawan TNI bintang tiga, Prabowo mengaku tahu betul seluk-beluk dunia militer. Prabowo menjelaskan masih banyaknya budaya ABS, termasuk saat ia berkarier di TNI.

“Saya pengalaman, Pak, di tentara. Budaya ‘ABS’ banyak, Pak. Kalau ketemu panglima, ‘Aman semua, terkendali Pak, radar cukup Pak’.Saya tidak menyalahkan Bapak. Ini ‘ABS’. Jadi mohon dikaji lagi,” ujar Prabowo.

Prabowo kembali mengingatkan bahwa ‘pembantu’ Jokowi banyak yang memberikan keterangan sesat. Ini terkait pengelolaan bandara yang disampaikan Jokowi.

“Maaf Pak Jokowi, karena Pak Jokowi ini sahabat saya, jadi saya ini pembantu pembantu bapak pak, banyak yang kasih keterangannya yang menurut saya tidak tepat, menyesatkan. Jadi masalah bandara, masalah itu bagi kami dalam strategi perang, itu, itu masalah strategic pak, bukan masalah dagang, bukan masalah ekonomi masalah strategik,” jelas Prabowo.

Peringatan terakhir disampaikan Prabowo saat closing statement. Ia mengingatkan pada Jokowi berhati-hati dengan laporan ABS yang diberikan bawahannya.

“Saya hormat dengan bapak, saya baik dengan bapak. ya kita berbeda, tapi maaf pak, hati-hati pak yang ABS sama bapak itu loh saya ini kenal banyak presiden pak. Pak Harto saya kenal, Pak Habibie. Dan sudah lama jadi orang Indonesia terlalu banyak Pak ABS ‘bagus pak, bagus pak’. Tapi saya juga yakinkan bapak saya tetap bersahabat,” sebut Prabowo. (rmol/wis/det)