SURABAYA | duta.co – Teka-teki kenapa Emil Elistianto Dardak Bupati Trenggalek yang juga Wagub Jatim terpilih tidak masuk dalam struktur kepengurusan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf di Jatim akhirnya terkuak.

“Gak usah bicara memenangkanlah tapi kalau dilihat secara historis di 2014, memang Pak Jokowi menang di Kabupaten Trenggalek dan masyarakat merasakan hasilnya,” ujar Emil Dardak saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (24/9/2018).

Suami artis Arumi Bachsin itu berharap komunikasi  dengan tim kampanye Jokowi-Ma’ruf di Jatim tak usah dipersoalkan, karena dari awal proses Pilgub Jatim lalu masyarakat sudah bisa melihat dengan jelas Bu Khofifah maupun dirinya sangat mengapresiasi apa yang telah dicapai pemerintahan Jokowi-JK.

“Oleh karena itu sebagai bentuk rasa persaudaraan pada saat menyusun timses, nama kami masuk wacana dan sampai saat ini saya katakan kita tabayun (mengikuti) saja proses yang direncanakan oleh beliau-beliau untuk tahu terlebih dulu sebelum berkomentar lebih lanjut,” ungkap Emil Dardak.

Butuh Orang Obyektif

Ia juga sangat memahami jika akhirnya disepakati nama  Bu Khofifah tidak bisa masuk dalam TKD Jokowi-Ma’ruf di Jatim karena ada rencana lain yang lebih strategis mungkin dan sekalian nama dirinya juga tidak dimasukkan.

“Mungkin ada pertimbangan-pertimbangan itu. Intinya kita apresiasi gesture yang baik dari Pak Mahfud Arifin kemarin,” jelas Wagub Jatim terpilih pasangan Khofifah.

Ditambahkan Emil, semua punya peran masing-masing, ada yang jago di sebelah kiri, kanan, di depan dan di belakang maupun yang jago di kursi cadangan atau di mana pun.

“Kalau buat saya, sampai saat ini belum ada yang menyampaikan terkait itu, maka saya berdiri sebagai kepala daerah sehingga saya punya kewajiban menyampaikan secara sejujur-jujurnya fakta seobyektif mungkin,” dalihnya.

Kewajiban dan tanggungjawab moril sebagai kepala daerah kepada masyarakat, lanjut Emil adalah menyampaikan bahwa semua yang telah dirasakan masyarakat hari ini tidak bisa tanpa dukungan pemerintah pusat.

“Itu obyektif, bagaimana mereka menerjemahkan itu mungkin malah lebih baik daripada saya mengajak dan meminta dukungan karena masyarakat demokrasi sekarang itu butuh orang yang bisa berdiri obyektif,” dalihnya.

Alasan lainnya, tidak ada satupun calon yang berbuat salah dalam proses pemilihan termasuk Emil dan Khofifah dan calon nomor dua di Pilgub Jatim lalu serta paslon yang lain di perhelatan Pilkada, karena itu kita butuh orang yang bersuara karena semua calon ingin berbuat baik dan ingin yang mau dibuat baik itu bisa diberi pendapat yang obyektif.

Tidak Pernah Menolak Prabowo

Sebelumnya Emil juga pernah merasa ada masalah yang berkaitan dengan Pak Prabowo dan Sandiaga Uno. Pasalnya dia  tak pernah diminta sama sekali tapi tahu-tahu ditulis menolak pinangan kubu Prabowo-Sandi padahal belum pernah ditawari.

“Saya cuma bilang mau ditawari jadi timses ngak, ya saya bilang ketua timses itu pekerjaan berat tanggungjawab besar. Saya jadi kepala daerah di Trenggalek harus mengejar beberapa hal yang mau dituntaskan di 2018. Sedangkan wacana yang beredar khan pengarah jadi beda dengan ketua tim,” jelasnya. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry