Wakil Ketua PBNU DR.dr. KH Zulfikar As'ad. (FT/DUTA.CO/.NURUL YAQIN)

JOMBANG | duta.co – Pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang videonya diunggah dan viral terkait Muhammadiyah dan NU memantik reaksi keras Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain.

Terkait dengan itu, Wakil Ketua Bidang Kesehatan PBNU KH DR dr   Zulfikar As’ ad, menanggapinya dengan biasa. Menurut Gus Ufik, panggilan akrabnya, apa yang disampaikan Kapolri tidak masalah, karena  sesuai dengan konteknya. Tidak perlu minta maaf.

“Sementara video yang viral itu terpotong, tidak utuh. Karena itu, langkah Kapolri akan mengumpulkan Ormas untuk klarifikasi sangat tepat,” ujar Gus Ufik, Rabu ( 31/1/2018) siang di kediamannya.

Gus Ufik yang juga Pengasuh Ponpes Darul Ulum, Rejoso, Jombang itu juga mnampik jika ada sementara pihak yang menganggap Kapolri membuat kegaduhan di negeri ini. “Kapolri bertugas untuk mengamankan, tentunya membuat kenyamanan dan kesejukan. Tidak mungkinlah membuat kegaduhan sendiri,” kata Gus Ufik lagi.

Sebagiamana diberitakan, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain mengirimkan surat terbuka untuk Kapolri Tito Karnavian yang diunggah di akun media sosialnya tertanggal 29 Januari 2018.

Dalam surat terbuka tersebut, Tengku Zulkarnain meminta agar Tito meminta maaf atas pernyataan dalam video pidatonya yang beredar terkait hubungan Polri dengan ormas NU dan Muhammadiyah.

Di antara kutipan yang disoal seperti ini: “Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat Provinsi. Semua Kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus di tingkat kabupaten atau kota,” tegasnya.

“Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan, bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, karena yang lain bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya,” begitu kelimat Tito yang beredar di publik.

Inilah yang menurut Gus Ufik, membuat masalah menjadi bias. Bisa jadi semua itu lantaran ada kalimat yang terpotong, sehingga tidak lagi utuh yang sampai ke publik. “Kita harus melihat konteksnya, tidak bisa berdiri sendiri,” jelasnya. (rul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry