
SURABAYA | duta.co – Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani (RSI AYani) telah melampaui 50 tahun pertama. Karena itu kini rumah sakit di bawah Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) itu akan fokus pada 50 tahun ke depan..
Ketua Yarsis, Prof Mohammad Nuh mengaku bersyukur bisa mencapai usia 50 tahun. Karena katanya, tidak mudah bagi rumah sakit untuk bisa mencapai 50 tahun itu.
“Alhamdulillah bisa mencapai usia emas. Ada rumah sakit yang baru berusia 10 tahun yang sudah selesai, ada yang 20 tahun selesai. Sekarang kita sedang menyiapkan usia 50 tahun ke depan,” ujar Prof Nuh di sela perayaan Harlah Emas ke-50, Menyempurnakan Khidmat untuk Umat, Melejit Menuju Kejayaan di Grand City Convention Center Surabaya, Minggu (27/4)2025).
Dikatakan Prof Nuh, di 50 tahun ke depan, layanan kesehatan semakin komplek. Karenanya harus terus belajar dan meningkatkan daya saing inovasi. Karenanya kata Prof Nuh, ada tiga hal yang nantinya akan dikembangkan.
Pertama adalah up skilling atau penguatan di sumber daya manusia (SDM), baik itu tenaga medis dan non medis. Untuk para dokternya tidak cukup spesialis tapi harus yang sub spesialis. Juga akan menambah center-center unggulan.
Yang kedua yang harus terus dikembangkan kata Prof Nuh adalah infrastruktur. Infrastruktur ini di samping bangunan fisik juga diimbangi dengan peralatan-peralatan canggih lagi. “Dua gedung kita itu sudah penuh. Kita lihat kalau setiap pagi, antre orang berobat. Karenanya kita akan bekerjasama dengan muslimah dan pondok putri untuk memanfaatkan lahan yang ada. Nanti di atas bangunan pondok akan kita buat layanan kesehatan,” kata Prof Nuh.
Hal ketiga yang akan dikembangkan adalah tata kelola sistem manajemen. Jika sekarang belum masuk ke kecanggihan kecerdasan buatan atau AI, maka ke depan mau tidak mau harus mengadopsinya. “AI item untuk proses tata kelola sudah di depan mata, kalau tidak kita akan ketinggalan,” tandasnya.
Selain itu RSI AYani juga terus belajar untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Nantinya di 50 tahun ke depan juga akan fokus pada layanan kesehatan preventif (pencegahan) selain layanan kuratif (penyembuhan).
“Nanti bagaimana caranya orang itu tidak sakit dengan layanan pencegahan. Ya kalau sudah terlanjur sakit, pasti akan kita obatin,” tuturnya.
Capaian di 50 Tahun Pertama
Ada banyak capaian selama 50 tahun berdiri. Sudah tidak bisa dihitung capaian itu. Namun kata Prof Nuh, utamanya saat Covid-19 sejak 2020 hingga 2022.

Saat awal Covid-19, RSI AYani berperan menjadi salah satu rumah sakit yang merawat pasien Covid-19. “Di saat rumah sakit lain maju mundur merawat pasien Covid-19, kami dari Yayasan menginstruksikan untuk mengkonversi dari layanan biasa menjadi layanan khusus Covid-19. Itu yang terasa betul hingga kami bisa merawat pasien dengan baik. Tidak hanya itu, pada 2014 lalu, RSI menjadi satu-satunya rumah sakit swasta yang mau bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,” ungkapnya
Kehadiran RSI AYani hingga 50 tahun ini tidak lepas jasa dari para pendahulu jasa para pendiri yang tidak boleh dilupakan. Di mana atas jasa PCNU Kota Surabaya dan Muslimat Kota Surabaya yang berkhidmat untuk menyediakan layanan kesehatan, membuat RSI AYani bisa berdiri hingga saat ini.
Selalu Dinamis dan Kembangkan Sentra Unggulan
Direktur RSI AYani, dr Dodo Anondo, menambahkan sebagai lembaga kesehatan, RSI AYani selalu dinamis. Sama seperti dunia kesehatan yang selalu dinamis mengikuti perkembangan zaman. “Dulu di RSI AYani kalau operasi pasti dibedah namun sekarang cukup satu atau dua titik bisa mengatasi masalah. Kami dinamis untuk mencapai hal-hal dan tujuan lebih baik lagi,” tandasnya.

Dengan layanan dinamis, dr Dodo mengungkapkan bisa memberikan layanan maksimal kepada seluruh pasien yang tidak hanya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). “Pasien kita banyak juga orang luar, seperti India, China dan lainnya,” tukasnya.
Karena semakin banyak pasien, RSI AYani terus menambah layanan-layanan unggulan. Sentra-sentra layanan dibentuk seperti urologi, ortopedi, hearing dan eye center. Ada juga skin center dan dental center.
“Center lain juga sedang kami siapkan sehingga semua penyakit ditangani ahli yang tepat. Bahkan kami juga menyiapkan layanan tumbuh kembang,” jelas drg Laily Rachmawati, Sp.Perio selaku Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan.
Yang pasti RSI AYani juga tidak membeda-bedakan pasien. Semua pasien yang datang dilayani dengan baik, apakah itu pasien BPJS Kesehatan, asuransi swasta, umum dan pasien instansi. “Dua gedung yang kami punya siap untuk melayani pasien hingga mencapai kesembuhan. maksimal,” tukasnya.
Aplikasi My eRSIy
Di harlah ke-50 ini, RSI AYani juga meluncurkan aplikasi My eRSIy. Aplikasi ini merupakan transformasi digital untuk memberikan layanan maksimal pada pasien di era digital ini.
Dr Widayanti, Wakil Direktur Pengembangan, Pendidikan, Penunjang Medis dan Sistem Informasi RSI AYani menjelaskan aplikasi ini untuk memudahkan pasien dalam mengakses layanan.
“Namun kami buat sesimpel mungkin karena 80 persen pasien kami adalah lansia. Kami lengkapi dengan gambar-gambar agar memudahkan mereka mengakses” ungkapnya.
Di aplikasi ini selain mengetahui jadwal dokter ada juga promo-promo khusus yang nantinya bisa nge-link ke customer care.
Selain itu RSI AYani juga meluncurkan buku 50 Tahun Rumah Sakit Islam A Yani, Melejit Menuju Kejayaan karya Ir Sukemi dkk.
Harlah Emas RSI AYani ini juga dihadiri beberapa pimpinan Yarsis seperti Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, Direktur RSI Jemursari, dr Bangun Trapsila, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar dan banyak lagi lainnya. ril/lis