SURABAYA | duta.co – Memasuki tahun 2019, teropong bisnis pengusaha terus berputar. Ada yang optimis, banyak pula yang pesimis. Apalagi 2019 sering disebut sebagai era bisnis digital. Ditambah dengan pembangunan infrastruktur jalan yang gila-gilaan, bisnis otomotif 2019 ditaksir melejit, melampaui target.
“Mobil sudah menjadi kebutuhan primer, bukan lagi barang mewah. Tahun 2019, kebutuhan kendaraan roda 4 semakin meningkat. Apalagi kondisi jalan yang kian lebar dan mulus, pemilik mobil semakin dimanja,” demikian Anung, panggilan akrab Mochamad Nur Hidayat SH, salah seorang pengusaha muda muslim yang menekuni bisnis otomotif ini kepada duta.co, Jumat (4/1/2019).
Masih menurut jebolan Fakultas Hukum UB (Universitas Brawijaya) Malang ini, jika kondisi perekonomi dan politik Indonesia tetap stabil, suku bunga tetap terjaga dengan baik, maka, bisnis akan menggeliat. “Tidak ada kata ‘lesu’, apalagi kalau bisnis itu dimaknai ibadah. Tidak ada kata rugi, karena seluruh hasil usaha sudah ditulis Allah swt.,” jelasnya.
Soal digitalisasi, menurut Anung, adalah keniscayaan. Dengan digitalisasi, maka, semua bisa dilipat. Bukan hanya dompet, kantor saja bisa dilipat. “Hari ini pengusaha tidak perlu sibuk mencari kantor. Semua bisa diselesaikan dengan online. Begitu juga otomotif, ini bisa menghemat biaya,” jelasnya.
Terpenting, tambah lelaki hobi bulutangkis ini, dalam bisnis, skala prioritas pertama adalah trust, kepercayaan. Begitu juga dengan system online, trust menjadi taruhan utama. “Sekali hilang kepercayaan, selamanya tidak akan tumbuh kembali,” tegasnya.
Ditanya soal promosi, pengenalan barang, hari-hari ini akan lebih mudah dan praktis. Berkat bantuan internet, Anda bisa lebih mudah memasarkan produk ataupun jasa yang Anda tawarkan.
“Menarik, proses promosi di internet jauh lebih efektif dan jauh lebih murah bila dibandingkan cara promosi konvensional. Jika secara konvensional Anda harus bergelut dengan spanduk, poster, baliho dan lain sebagainya, maka, di era digital Anda tak perlu semua itu,” katanya. (mky)
