Oleh: Drs. H Anwar Sa’dullah MPdI*

SAAT ini kita telah melewati malam Nuzulul Qur’an tepat di hari sabtu malam ahad 9 Mei 2020. Peristiwa telah kita lewati, akan tetapi kehangatannya sampai sekarang masih dapat kita dirasakan bersama. Serasa ingin hari-hari kita serasa Nuzulul Qur’an, dihiasai dengan lantunan khotmil qur’an.

Penulis mencoba menulis refleksi dari peristiwa penting Nuzulul Qur’an. Ada salah satu amaliyah pokok terhadap al-Qur’an, yakni tadabbur. Tadabbur makna aslinya jalur belakang. Ada pula yang memaknai dengan memikirkan sesuatu di belakang atau dampak ke belakang, seperti makna kata fal mudabbiroti amro.

Jika kita kaitakan tadabbur dengan al-Qur’an, maka maknanya merenungkan teks-teks al-Qur’an untuk memetik makna dibaliknya, dengan kata lain teks al-Qur’an itu tetap, dari masa kemasa akan tetapi makna konteksnya bersifat dinamis, berubah dari masa kemasa dari ruang ke ruang.

Al-Qur’an sendiri menyebut kata tadabbur sebanyak tiga kali, pertama dalam surat Muhammad ayat 24; afalaa yatadabbaruunal qur’aaaaaana am ‘alaa quluubin aqfaa luhaa, artinya bahwasannya orang yang tidak mau melakukan tadabbur itu diancam, dikhawatirkan, masuk kategori orang-orang yang hatinya tertutup. Alasannya, seseorang itu hanya fokus untuk membaca, sehingga tidak bisa meresapi maknanya. Targetnya hanya sekedar khatam, tidak memiliki target target lain. Oleh karena itu tidak ada perubahan yang signifikan sekalipun sudah hatam berkali-kali.

Lalu yang kedua, bahwasanya tadabbur dikaitkan dengan konteks kemukjizatan. Firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 84: afala yatadabbarunal qur’an , wa lau kaana min ‘indi ghairillaahi lawajaduu fihikhtilaafan katsiraan, bahwasanya apabila seseorang itu menelaah al-Qur’an, pasti dia akan mendapati bukti bahwa al-Qur’an ini sungguh-sungguh berasal dari Allah.

Bukti sederhananya adalah al-Qur’an turun dalam kurun waktu 23 tahun, akan tetapi nilai sastranya, tidak naik juga tidak turun, tapi stabil sama persis. Oleh karena itu, para ulama’ sepakat bahwa, tidak ada ayat yang nilai sastranya lebih unggul dibandingkan ayat yang lain, semua statusnya sama. Padahal, kalau al-Qur’an itu buatan manusia, tentu seiring pengalaman, seiring kebijaksanaan, seiring wawasan, tentu akan terjadi perbedaan kualitas sastra.

Perbedaan itu akan nampak dari perembangkan berfikir sesuai jenjang pendidikannya. Seperti halnya perbedaan tulisan lulusan SD dengan SMP, atau S1 dengan Gru Besar, tentu kualitas tulisannya berbeda dan mengalami dinamika atau perkembangan setiap jenjangnya. Kalau dulu kualitas tulisannya jelek, mulai membaik, sampai menjadi yang terbaik. Akan tetapi al-Qur’an tidak mengalami fenomena seperti itu. Bukti inilah yang menunjukkan bahwa al-Qur’an memang berasal dari Allah SWT.

Lalu yang ketiga, tadabbur dikaitkan dengan konteks al-Qur’an itu kitab yang penuh berkah sebagaimana Firman Allah dalam surat Shad ayat 29, kitaabun anzalnaahu ilaika mubaarakul liyaddabaruu aayaatihii, waliyatadzakkara ulul albabaabi. Intisarinya al-Qur’an ini penuh berkah.

Maksudnya penuh berkah adalah maknanya tidak pernah kering, walaupun sudah ditimba, sudah diambil sejak zaman Rasulullah sampai hari ini, kandungan maknanya tidak pernah kering, kandungan maknanya terus-menerus ada. Bahkan dalam salah satu kesempatan, seandainya pun kita membaca hari ini, membaca ayat yang sama, lalu nanti membaca ayat yang sama, besok membaca ayat yang sama, karena perbedaan pengalaman hidup, perbedaan ilmu, perbedaan kebijaksanaan, maka kita akan memperoleh makna-makna baru, sekalipun ayat yang kita baca masih tetap sama.

Oleh karena itu bisa disimpulkan penting bagi kita untuk menggalakkan salah satu model interaksi umat muslim dengan al-Qur’an yaitu mentadaburi al-Qur’an tujuan utamanya adalah untuk membuka hati untuk semakin mengagumi kemukjizatan al-Qur’an serta tidak kalah pentingnya untuk memperluas cakupan makna makna al-Qur’an yang berguna bagi kehidupan minimal bagi kehidupan kita dan keluarga serta masyarakat sekitar.

*Penulis adalah Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang,

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry