
SIDOARJO | duta.co – Jemaah Masjid Besar Ar-Rayyan, Citra Harmoni (Cimon) Trosobo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jumat (18/4/25) menggelar kajian menarik seputar halal bihalal. Tajuknya keren, ‘Kajian Spesial Halal Bihalal: Mengapa Kita Harus Gembira dan Semangat Berjuang’.
Hadir sebagai pembicara Prof Dr KH Moh Ali Azis, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UIN-SA) Surabaya. Ratusan jemaah itu seakan ‘terhipnotis’ dengan konsep dasar kehidupan. “Jangan susah. Karena susah itu menular,” demikian pesan awal Prof Ali Azis, penulis buku ‘60 Menit Terapi Shalat Bahagia’.
Menurutnya, konsep dasar kehidupan itu adalah gembira dan semangat berjuang. Dalam Alquran konsep itu jelas, la khaufun ‘alaihim wala hum yahzanuun. Hidup itu tidak boleh bersedih terhadap apa yang sudah terjadi dan tidak pula khawatir dengan apa yang akan terjadi. Kegagalan bukan berarti kebinasaan. Masalah tidak perlu dibesar-besarkan.
“Jangan dibesar-besarkan. Pak Dahlan Iskan itu tidak tamat (kuliah red.) IAIN. Andai beliau lulus, mungkin (hanya) menjadi Kepala KUA (Kantor Urusan Agama red.). Tetapi, karena tidak lulus, justru lebih hebat,” tegas Prof Ali yang juga penulis buku ‘Zikir Tauhid Afirmatif’ itu.
Di depan pengurus NU dan Muhammadiyah Perumahan Citra Harmoni, KH Ali Azis memberikan tiga resep kehidupan. Pertama, jangan pernah berharap belas kasih orang. Mengutip Sayidina Ali (Ali bin Abi Thalib), orang miskin itu adalah orang yang berharap belas kasih orang. “Kalau di rumah ada makanan dan minuman untuk satu hari saja, itu sudah cukup,” jelasnya sambil melempar joke-joke segar.

Kedua, tegasnya, hidup ini adalah berjuang. Meneruskan tugas Rasulullah Muhammad SAW. “Jadilah pejuang. Karena pejuang itu, keringatnya (bagaikan) mutiara. Bisa jadi, satu butir keringat pejuang, itu lebih mulia dibanding 1000X umroh,” tegasnya sambil menekankan bahwa berjuang, tidak mengenal pensiun.
Ketua Senat UIN-SA Surabaya itu kemudian menukil sebuah ayat (142) dari Surat Ali Imron: Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar. “Ayat ini sering dipakai (disalahgunakan) para teroris. Padahal, jadi Ketua RT, Ketua RW itu juga berjuang. Jadi tukang parkir (pengajian), itu juga berjuang,” tegasnya.
Diakui, bahwa, umat Islam sekarang berada di gerbong terakhir dari perjuangan panjang Rasulullah Muhammad SAW. Karena berada di gerbong terakhir, maka, godaannya semakin kompleks. “Gerbong terakhir itu, berat,” jelasnya sambil mengupas ayat 36 (Surat Yasin) bahwa dunia itu diciptakan beraneka ragam, berpasangan-pasangan.
Ketiga, Prof Ali menyuguhkan pentingnya membiasakan amal shodaqoh. Kalau bisa, saat jalan-jalan membawa uang. Soal besaran, disesuaikan kemampuan. “Jangan masuk masjid, tanpa bawa uang. Karena air mengalir, itu juga pakai uang. Dan, yang hadir ini, jemaah Masjid Ar-Rayyan, harus senang. Obral maaf, jangan sakit hati,” jelasnya.
Sebelumnya, Takmir Masjid Besar Ar-Rayyan, Ir Yan Suhermanto, MM, MH memberikan apresiasi kepada seluruh Jemaah. Ia juga mengucap selamat datang pengurus NU dan Muhammadiyah dalam Kajian Spesial Halal Bihalal ini. “Juga ibu-ibu yang telah membantu suksesnya kegiatan selama ramadhan. Terima kasih, kalau ibu-ibunya rukun, maka, bapak-bapaknya juga rukun,” jelas Abah Yan panggilan akrabnya. (mky)





































