KH Zahrul Azhar (Gus Hans) juru bicara Khofifah-Emil. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Soal politik, rakyat sudah cerdas. Saking cerdasnya survey berbau pesanan, mudah ditebak. Sayangnya, kecerdasan orang awam ini, kadang tak terbaca oleh ‘intelektual’. Hasil survey Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik (PUSKEP) FISIP Unair soal Pilgub Jatim, misalnya, sampai sekarang masih bermasalah.

Setelah Rektor Unair menolak survey tersebut diatasnamakan Kampus Unair, kini Badan Ekslusif Mahasiswa (BEM) FISIP Unair melakukan upaya koreksi internal. Mereka diwakili BEM dan BLM FISIP memberikan pernyataan bahwa mahasiswa Unair menolak segala bentuk kegiatan politisasi Dunia Akademis yang menciderai nilai dan norma akademik.

Ketua BEM FISIP, Muhammad Lutfi Al Jufri, menyatakan bahwa ia akan melakukan verifikasi data dan membentuk tim investigasi pencari fakta untuk menelusuri peristiwa tersebut, temuan-temuan hasil investigasi akan disampaikan ke publik sebagai upaya klarifikasi atas kontroversi hasil survei.

“Saya akan segera mencari kebenarannya dengan diskusi dengan Dekanat, agar jangan sampai ada polisisasi akademik yang mencederai marwah pendidikan,” ujarnya Kamis (31/5/2018) seperti dikutip beritajatim.com.

Selain mencatut lembaga, hasilnya survey juga tidak lazim alias agak nyleneh. Elektabilitas pasangan Gus Ipul-Puti unggul dengan 47,25 persen dibanding duet Khofifah-Emil sebesar (42,25 persen). Sementara sisanya (10,5 persen) belum menentukan pilihan. Sementara lembaga-lembaga survey lain memberikan hasil sebaliknya.

“Saya sendiri kaget dengan munculnya hasil survey ini . Yang bikin kaget saya diantaranya adalah hasil survey ternyata bertolak belakang dengan hasil survey lembaga mainstream yang kredible. Kedua, lembaga yang dipakai adalah lambaga yang tidak main main, Unair,” demikian Gus Hans, juru bicara Khofifah-Emil kepada duta.co.

Menurut Gus Hans, awalnya ia sudah mengucapkan selamat melalui beberapa grup WA kepada pihak teman sebelah atas capaian hasil survey tersebut. Dengan dasar husnudhon karena nama besar UNAIR-nya tadi.

“Tapi kok ternyata ada bantahan dari pihak Rektor atas survey tersebut , jangan-jangan survey sebelumnya yang juga dikeluarkan pihak perguruan tinggi negeri pada beberapa hari lalu juga bermasalah? Sekarang justru mahasiswa yang akan melakukan investigasi. Ini catatan tebal bagi intelektual kampus agar tidak main-main memakai lembaga. Jangan karena pesanan politik kemudian mengorbankan institusi,” jelasnya. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry