Ahmad Sholikin saat merilis hasil survei PSDK Unisda Lamongan, di kantornya Jl Andansari Lamongan, Selasa (11/6/2024). 

LAMONGAN | duta.co – Elektabilitas calon petahana Yuhronur Efendi (Pak Yes) tetap unggul dari bakal calon bupati (bacabup) Lamongan lainnya. Demikian hasil survei Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publuk (PSDK) Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan, yang dirilis di kantornya, Selasa (11/6/2024).

Dari survei itu, bacabup Yuhronur Efendi yang sekarang bupati Lamongan ini memperoleh dukungan 35 persen.  Sedangkan Abdul Ghofur yang kini sebagai Ketua DPRD Lamongan peroleh 15 persen dan disusul mantan anggota DPRD Prop Jatim Suhandoyo  dengan dukungan 12 persen.

Di hadapan wartawan, peneliti PSDK, Ahmad Sholikin menjelaskan, selain 3 bacabup tersebut, juga survei untuk Pilkada Lamongan 2024 itu juga memuat figur lain. Termasuk Abdul Rouf, Khusnul Yakin, Debby Kurniawan, Ahmad Shandy mendapat angka dibawah 5 persen. “Elektabilitas petahana masih unggul dari survei kami,” ungkapnya.

Disinggung lebih jauh, Ahmad Sholikin menjelaskan survei PSDK ini melibatkan 1.200 koresponden yang tersebar di 27 kecamatan di Lamongan. Koresponden dari survei yang dilakukan pada tanggal 26 – 31 Mei 2024 lalu itu juga dari berbagai jenjang usia dan latar belakang profesi.

Dari survei PSDK ini, lanjutnya, juga menunjukan beberapa isu krusial mendasari pilihan calon pemilih pada 27 November mendatang. Isu tersebut meliputi kebutuhan pokok, infrastruktur.

“Isu-isu krusial, berkaitan ekonomi 25 persen terkait harga pokok mahal. Kemudian infrasturktur persoalan yang harus segera diselesaikan. Selain itu juga pupuk bagi petambak,” lanjutnya.

Di samping itu, lanjitnya lagi, dari keseluruhan koresponren menjatuhkan pilihanya berdadarkan latarbelakang figur, kedekatan, dan hubungan calon dengan pesantren. “Prefresnsi pemilih, menentukan dari elemen pesantren kemudian partai politik dan tokoh muda atau milenial,” katanya.

Halim juga dari PSDK menambahkan bila survei ini masih sangat dinamis. Pasalnya koresponden cenderung bisa merubah pilihanya lantaran belum masuk masa kampanye dan tahapan pilkada.

“Sangat mungkin (berubah), masih dinamis, mengingat hari ini pemilih masih mengukur kandidat berdasarkan media sosial, juga belum masa kampanye,” pungkasnya. (dam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry