PADANG | duta.co –  Hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tak terlalu mengagetkan karena kabar itu sudah santer. Sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 provinsi terindikasi tertarik paham radikal. Diperlukan antisipasi dini agar tak berlanjut pada terorisme.

“Hasil ini menguatkan dugaan bahwa generasi muda adalah target penyebaran radikalisme dan kampus rentan menjadi tempat penyebarannya,” ujar Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat pada BNPT Andi Intang Dulung, di Padang, Sumatera Barat, Rabu (26/7/2017).

Ia menerangkan itu usai menghadiri Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme.

Lima belas provinsi lokasi survei itu masing-masing Lampung, Maluku, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan Utara. Kemudian, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Banten, Bali, Kepulauan Riau, dan Bengkulu.

“Survei juga akan dilakukan di Sumbar usai pelaksanaan dialog dengan mahasiswa,” lanjutnya.

Andi mengatakan, hasil survei harus segera ditindaklanjuti oleh berbagai pihak. Karena pencegahan dan penanggulangan terorisme tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab BNPT.”Semua lapisan masyarakat harus terlibat dalam upaya menyelamatkan masa depan bangsa ini,” ujarnya.

Ia menyebutkan paham radikal adalah langkah awal menuju terorisme karena semua teroris pasti melalui tahap itu. Namun, jika diantisipasi, salah satunya melalui dialog, penganut paham radikal bisa dicegah.

“Ini yang menjadi salah satu fokus BNPT pada 2017. Menjalin dialog dengan birokrasi kampus dan mahasiswa untuk meredam penyebaran paham radikal,” katanya.

Sementara itu, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Prof. Syaifullah mengatakan pencegahan paham radikal dan terorisme adalah upaya untuk menyelamatkan kesatuan NKRI. Ia memastikan hal itu bukan karena desakan apalagi pesanan dari negara luar. hud, meo

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry