PONOROGO | duta.co – Produksi gabah di Kabupaten Ponorogo dalam setiap tahunnya cukup melimpah. Dinas Pertanian Ponorogo secara tegas menolak rencana Kemdag mengimpor beras. Data dari Dinas Pertanian dan Perikanan Ponorogo menunjukkan, produksi padi Ponorogo 500.000-600.000 ton per tahun atau surplus hingga 400.000 ton, padahal konsumsi untuk warga setempat hanya 196 ribu ton.
“Dengan produktivitas padi yang terus meningkat di Kabupaten Ponorogo, kami menolak keras rencana impor beras oleh pemerintah pusat. Impor beras akan menurunkan kesejahteraan petani. Soal harga gabah atau beras tinggi, itu setara dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk produksi,” kata Harmanto, kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Ponorogo, Jumat (12/1).
Harmanto menjelaskan, target luas tanam di Kabupaten Ponorogo seluas 78.797 hektare tercapai 79.845 hektar e atau sekitar 101 persen dengan baku tanah 34.810 hektare. Dengan produktivitas sekitar 6,8 ton per hektare atau naik sekitar 1,4 ton per hektare dibanding tahun lalu. Dengan capaian Ponorogo ini mampu menyumbang produksi beras nasional.
“Maka Ponorogo menolak impor beras. Jika inginmenurunkan harga beras dan petani masih untuk adalah membantu petani menekan biaya produksi namun produktivitas padi semakin tinggi,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pemerintah pusat salam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemdag) memutuskan akan mengaimpor beras dari Thailand dan Vietnam sebanyak 500.000 ton. Hal ini dilakukan untuk menekan kenaikan harga beras medium yang akhir-akhir ini mencapai Rp12 ribu per kg.
Kabupaten Ponorogo saat ini sedang berlangsung musim hujan dengan intensitas tinggi. Sebagian besar telah selesai pelaksanaan tanam padi dan memasuki masa perawatan tanaman. Sementara di wilayah-wilayah tertentu sedang gencar luas tambah tanam (LTT). Sedangkan wilayah Kecamatan Jenangan, Pulung, Sooko, Ngebel, dan Pudak justru panen raya.
Panen raya secara secara sporadis di wilayah Ponorogo terus dilakukan. Jumat (12/1) di wilayah Kecamatan Jenangan tercatat panen padi 5 hektare yang tersebar di beberapa titik. Bahkan untuk panen raya di Jenangan ini langsung didampingi oleh Danramil 0802/02 Jenangan di Dusun Bagusan, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan. Pendampingan tata kelola pertanian ini sebagai bagian dari upaya khusus swasembada pangan oleh satuan Kodim 0802/Ponorogo.
“Kami melakukan pendampingan panen padi milik Suroso anggota Kelompok Tani Gemah Ripah, Dukuh Sepong, Desa Bedoho, Kecamatan Sooko dengan luas 0,5 hektare untuk jenis padi IR 64 dan seluas 0,2 hektare di areal persawahan Desa Wayang, Kecamatan Pulung,” kata Sertu Sunyoto Bati Bakti TNI Koramil 0802/18 Sooko. sna