SURABAYA | duta.co – Ribuan warga Surabaya dari elemen muda masyarakat di Surabaya malam ini, Minggu (13/5/2018) malam kumpul bersama di depan Tugu Pahlawan Surabaya untuk menyatakan sikap mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan para teroris dan warga Surabaya tidak akan takut menghadapi teroris.

“Salam satu nyali, wani, salam satu nyali, wani, salam satu nyali, wani. Takbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Suroboyo Wani, Teroris Jancuk,” tegas Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti buana saat berorasi di hadapan ribuan warga Surabaya.

“Saya mengutip pernyataan Bung Tomo, jika banteng-banteng Suroboyo yang berdarah merah disatukan secarik kain putih, maka tidak satupun yang bisa mengganggu Surabaya,” tegas ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini.

Senada, Andi Peci tokoh bonek Surabaya menegaskan bahwa bonek adalah bagian dari rakyat Indonesia. Apalagi Tugu Pahlawan tempat kita berkumpul ini simbol keberanian arek-arek Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

“Apakah kita rela kota ini dihancurkan oleh pihak-pihak yang mengatasnanamakan agama? Suroboyo Wani, Teroris Jancuk,” tegas Andi Peci.

Ia juga berpesan kepada para pecundang (teroris), bahwa  Kami rakyat Surabaya bersumpah, bertanah air satu tanah air tanpa teroris. Kami rakyat Surabaya bersumpah berbangsa satu, bangsa yang anti teroris. Kami rakyat Surabaya bersumpah, berberbahasa satu, bahasa tanpa penidasan.

“Bantai, bantai, bantai teroris, bantai teroris sekarang juga,” teriak Andi Peci diikuti ribuan bonek Surabaya.

Bonek Surabaya juga mendorong seluruh elemen masyarakat untuk segera memasang spanduk dan banner seruan untuk mendesak Presiden Jokowi segera mengeluarkan Perppu anti teroris untuk menyikat habis teroris dari bumi Indonesia.

Sementara itu perwakilan Bamak Jatim menyatakan bela sungkawa untuk para korban 3 gereja di Surabaya. Selain itu juga menyatakan penyesalan sedalam-dalamnya, mengapa harus terjadi lagi. “Gereja dukung pemerintah dan polisi menungkap siapa aktor intelektual gerakan terotis di Indonesia,” jelas Jubir Bamak Jatim.

“Kami tak takut hadapi terorisme, Mati kita rapatkan barisan jaga persatuan dan kesatuan. Sebab Indonesia tak boleh terpecah belah hanya karena segelintir orang. NKRI harga mati. Ke depan pemerintah harus bisa jamin dan menjaga rasa aman warga negara,” tambahnya.

Sementara itu, Kusnan dari elemen warga Surabaya lainnya ditunjuk membacakan lima pernyataan Rakyat Surabaya. Diantaranya, Mengutuk keras aksi teroris yang menyerang beberapa gereja di Surabaya dengan hastag #SuroboyoWaniRek

Kemudian mendukung aparat Hankam negara agar segera menangkap pelaku aksi teror di Surabaya serta meningkatkan kepekaan/kewaspadaan terhadap potensi tindak terorisme.

Mendorong pemerintah Presiden Jokowi agar segera menerbitkan Perppu anti terorisme. Mendukung pemerintahan dan seluruh institusi baik negeri maupun swasta agar segera membersihkan lembaganya dari oknum-oknum berpaham radikal dan khilafah.

Kemudian mengajak seluruh individu dan kelompok masyarakat se Indonesia agar berani melawan aksi radikal dengan cara lebih berpartisipasi aktif membantu negara dalam mengindentifikasi potensi aksi/pelaku teror baik sel aktif maupun sel tidur demi menjaga tegaknya NKRI tercinta.

Masih di tempat yang sama Gus Afif ketua PC GP Ansor Surabaya sebelum memimpin doa untuk mengakhiri acara juga berpesan bahwa pihaknya akan mendukung dan membantu aparat keamanan untuk menyelesaikan masalah teroris.

“Arek Suroboyo Wani, pemahamanmu soal Alquran dan Hadits salah, pemahaman tafsirmu itu salah, karena Islam tak pernah memgajarkan untuk membunuh bahkan sebaliknya harus melindungi mereka yang minoritas,” pungkas HM Faridz Afif. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry