Inilah meme yang terus beredar dari WhatsApp ke WhatsApp. (FT/IST)
Inilah meme yang terus beredar dari WhatsApp ke WhatsApp. (FT/IST)

JAKARTA| duta.co – Dunia sosmed sedang ramai dengan ajakan ‘perang’ melawan cyber yang menghancurkan server KPU DKI sehingga data Pilkada menjadi kacau balau. Lucunya, informasi ini ditambahi, tujuan hacker tersebut untuk mendongkrak suara Ahok-Djarot.

“Peristiwa yang diduga adalah *Hacking terhadap Server KPU Pilkada DKI yang sempat Down menjelang Tengah malam kemarin (perolehan suara A Hok-Djarot naik signifikan setelahnya, padahal tadinya Anies-Sandi sudah unggul di atas 50%):* Mohon doanya yang tanpa henti. *Sampai sekarang  lagi Fight lawan Server yg nyerang KPU:* demikian pesan ini disebar melalui sosial media, sejak Kamis (16/02/2017) pagi.

“*IP Hacker dideteksi dari Singapura, Vietnam dan China…mereka menggunakan 6 lapis Proxy, dan menyerang dengan mengirimkan jutaan traffic dalam hitungan menit, sehingga menyebabkan server KPU down* *Skrg proxy yg nyerang nambah lg dr Australia*,” begitu kalimat berikutnya.

Info ini seakan benar, valid, dan bisa menyesatkan pembacanya. Tak sedikit yang memberikan respons serius, lalu berdoa akan pertahanan teknologi ini dimenangkan oleh kaum muslimin. Padahal, bisa jadi salah, dan sulit dinalar.

Berikut beredar penjelasan atas nama Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno. Menurutnya tidak ada server KPU yang diretas sebagaimana yang tersebar pada malam usai pemilihan. Dia menjelaskan perhitungan surat suara saat ini masih berada di Kecamatan dan perhitungan tersebut manual tidak menggunakan koneksi internet.

“Apanya yang dihack? Kalau perhitungannya saja sekarang masih di Kecamatan dan baru selesai pukul 13.00WIB tadi,” katanya di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Sumarno menguraikan bahwa pemakaian koneksi internet saat ini hanya pada Sistem Informasi Perhitungan KPU yang memindai form C1 dari setiap TPS di Jakarta. Tetapi, itu bukan hasil resmi dari KPU DKI Jakarta, karena masih ada berubah setelah melalui tahap rekapitulasi perhitungan suara dan juga rapat pleno.

“Ini kan bukan sebagai dasar untuk menetapkan. Tetap saja harus pakai perhitungan yang berjenjang,” jelas Sumarno yang tak kalah viral di sosial media. (sov)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry