Dini Setiarsih – Dosen S1 Gizi, Fakultas Kesehatan (FKes)

SUKUN, siapa yang tidak mengenal sukun? Sukun dengan arti tanpa biji dinisbahkan pada buah asli nusantara ini karena karakteristik buah yang tidak memiliki biji, meskipun moyangnya merupakan species yang berbiji.

Masyarakat juga menyebutnya sebagai Suune, Amo, Kulur, Ketimbul, Timbul dan mungkin masih banyak nama daerah lainnya. Sementara orang Eropa (Inggris) menamainya dengan Breadfruit, buah roti, karena teksturnya mirip roti setelah dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang.

Menariknya, ada yang menyebutkan, “jika seseorang menanam 10 pohon (sukun) dalam hidupnya, maka ia telah sepenuhnya memenuhi kewajibannya terhadap dirinya sendiri maupun generasi mendatang…” Apa sebenarnya buah Sukun ini?

Konsumsi buah Sukun di Indonesia dapat dikatakan belum terlalu besar. Tidak sebesar potensinya sebagai pengganti beras. Pemanfaatan Sukun sebagai bahan pangan juga masih terbatas pada pengolahan sederhana seperti digoreng, dikukus, atau direbus.

Padahal Sukun sangat kaya akan nutrisi dan memiliki manfaat bagi kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan bahan pangan lainnya. Ya, bisa dikatakan bahwa Sukun adalah Superfood. Lalu apa yang dikandung Sukun sehingga disebut sebagai Superfood?

Sukun mengandung makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Jenis karbohidrat yang dikandung oleh Sukun merupakan karbohidrat kompleks sehingga butuh waktu lebih lama untuk dicerna.

Hal tersebut memberi efek kenyang lebih lama sehingga rasa lapar tidak cepat muncul. Sukun juga kaya akan serat sehingga sangat bermanfaat bagi pencernaan dan mengatasi sembelit serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Sukun juga dapat menjadi alternatif pangan bagi penderita diabetes melitus (DM) karena memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah. Sukun segar memiliki IG lebih rendah dibandingkan Sukun yang sudah diolah, sehingga penderita DM tetap harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi dalam mengonsumsinya.

Sukun juga kaya akan zat mikronutrien (vitamin dan mineral). Vitamin yang terkandung pada Sukun meliputi vitamin A, B dan C. Sementara mineral yang cukup banyak terkandung adalah kalium dan magnesium yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Kandungan antioksidan pada Sukun juga tidak kalah penting.

Senyawa fenolik dan flavonoid yang terkandung pada Sukun dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Berbagai penelitian mengindikasikan senyawa yang ada pada Sukun menjadikannya sebagai akternatif anti bakteri, anti kanker, anti hipertensi, antidiabetik dan antioksidan.

Sukun biasanya diolah dengan cara direbus, dikukus, digoreng, dan diolah menjadi keripik. Teknik fermentasi juga dapat digunakan dalam pembuatan keripik sukun untuk memperbaiki kualitasnya.

Pengolahan sukun menjadi tepung sebagai bahan substitusi dalam pembuatan beraneka ragam kue menjadi salah satu bentuk diversifikasi konsumsi Sukun. Sukun segar juga dapat diolah menjadi abon, brownies dan cake.

Dan mungkin masih banyak inovasi lain yang dikembangkan dalam pengolahan Sukun. Masyarakat diharapkan lebih memanfaatkan Sukun sebagai bahan pangan mengingat manfaat yang dimiliki oleh Sukun sangat banyak. Jangan sampai kita menyia-nyiakan Superfood ini dan lebih memilih makanan-makanan instan yang miskin nutrisi bahkan merugikan kesehatan. *

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry