SURABAYA | duta.co – Komitmen Panitia Istighotsah Kubro PWNU Jawa Timur untuk menjaga kemurnian acara istighotsah dalam rangka Hari Santri Nasional (HSN) dan Hari Sumpah Pemuda (HSP) mendapat apresiasi BKSN (Barisan Kiai Santri Nasional) pendukung Prabowo-Sandi. Bahkan BKSN juga mengintruksikan kepada seluruh relawannya untuk menyukseskan acara tersebut.

“Letakkan dulu dua jari, angkat sepuluh jari, mari kita berdoa bersama para masyayikh, agar bangsa ini diselamatkan dari mara bahaya. Sesuai instruksi panitia, jangan ada yang membawa atribut politik,” jelas Gus A’am Wahib Wahab, panggilan akrab KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab kepada duta.co di Surabaya, Jumat (26/10/2018).

Ketika ditanya bahwa acara itu dihadiri oleh Presiden Jokowi dan KH Ma’ruf Amin, dzurriyah KH A Wahab Chasbullah ini menjawab tidak masalah. “Kan Jokowi sebagai presiden, bukan Capres. Kiai Ma’ruf sebagai Mustasyar PBNU, bukan Cawapres. Ini harus dipilah-pilah. Apalagi yang datang kan tidak hanya pendukung paslon no 1,” tegasnya.

Hanya Undang Parpol Satu Ritme

Soal undangan, seperti diberitakan barometerjatim.com, bahwa, panitia istighotsah hanya mengundang sejumlah pimpinan partai politik (Parpol), alias parpol ‘khusus’ yang betul-betul satu ritme, menurut Gus A’am, itu urusan panitia.

“Kalau ada parpol yang betul-betul satu ritme, berarti ada yang betul-betul tidak satu ritme. Itu urusan panitia, kita datang untuk berdoa,” tegasnya.

Ketua Panitia Istighotsah Kubro, KH Reza Ahmad Zahid di kantor PWNU kepada barometerjatim.com mengatakan hal itu.  “Tidak semuanya diundang, yang betul-betul satu ritme dengan NU (Nahdlatul Ulama) ya,” terangnya Kamis (25/10) malam.

Saat ditanya Parpol mana yang satu ritme dengan NU, kiai muda yang akrab disapa Gus Reza itu enggan menyebutkan. “Kami tak bisa sebutkan Parpol A B C D, menyabut nama satu Parpol pun kami enggak akan berani. Enggak bisa,” ucapnya.

Terkait antisipasi agar istighotsah kubro berjalan lancar dan tidak disusupi seperti kejadian di Garut, Jawa Barat, Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar sudah membuat lima poin imbauan.

Pertama, memohon kepada seluruh warga NU agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Baik itu shalat maupun wiridnya. Kedua, menahan diri dan menahan emosi.

Ketiga, barangkali jamaah punya amalan yang diijazahkan kiai agar diamalkan untuk kebaikan Indonesia. Keempat, warga NU diminta jangan bertindak sendiri.

“Kalau itu menyangkut hukum, serahkan sepenuhya kepada aparat. Kelima, semuanya menunggu perintah kiai dan komando PBNU,” tegasnya. (bmt)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry