Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir di dampingi Rektor ITS Joni Hermana me-launching sepeda motor listrik GESITS di Gedung Molina ITS Surabaya, akhir pekan lalu. DUTA/Wiwiek Wulandari

SURABAYA | duta.co – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir memastikan bahwa motor listrik karya mahasiswa Institute Teknologi 10 November Surabaya akan mulai dijual ke pasar pada Januari 2019 sehingga masyarakat sudah bisa inden.

Janji ini disampaikan di depan seminar dengan tema Membangun Indonesia Dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah yang digelar Forum Merdeka Barat 9 di kantor sekdaprov Jatim jalan Pahlawan Surabaya, Kamis (22/11/2018).

“Insya Allah, Januari ini akan diproduksi massal dengan kapasitas pertahun 50 ribu-60 ribu unit karena sebulan kapasitasnya baru 5 ribu unit. Sekarang baru satu lyn yang diaktifkan, kalau pasarnya lebih bisa buat lyn baru untuk penuhi permintaan pasar,” terang Mohammad Nasir disela acara kepada wartawan.

Diakui Nasir, beberapa waktu lalu Presiden RI Joko Widodo juga sudah mencoba langsung motor listrik dengan nama GESIT ini di Istana Negara. Bahkan orang nomor satu di Indonesia itu sudah memesan untuk digunakan di lingkungan istana negara jika sudah bisa inden.

Sarana dan prasarana penunjang motor listrik nasional, kata Nasir juga sudah dipersiapkan dengan menggandeng Pertamina untuk penyediaan atau penukaran baterai di SPBU-SPBU dan dealer motor untuk penjualan.

“Kalau baterai motor listrik habis nanti tinggal datangi SPBU terdekat untuk ditukarkan dengan yang baru atau menggunakan sistem swatt,” jelas Mohamad Nasir.

Bagaimana Nasib ESEMKA?

Diakui Nasir dunia sekarang ini telah berubah dengan cepat menuju green ekonomi. Karena itu semua negara berlomba-lomba mulai menghemat energi fosil dan mengganti dengan energi tabarukan seperti motor listrik yang diyakini bisa menghemat penggunaan bahan bakar minyak.

“Setelah motor listrik, kami juga akan siapkan mobil listrik dan riset telah selesai dilakukan. Sedangkan untuk mobil Esemka tinggal produksi, sekarang menjadi tanggungjawab Menteri Perindustrian untuk menyambungkan dengan industri,” dalihnya.

Di singgung soal harga motor GESIT, kembali Nasir menyatakan akan diserahkan sepenuhnya kepada industri. Namun ia menjamin harganya sangat kompetitif dibanding motor konvensional. Pasalnya jika terlalu mahal pasar pasti sulit menerima sebaliknya jika harganya kompetitif pasti pembeli akan memilih.

“Kalau di pameran kemarin saya lihat motor listrik dengan kecepatan 80-100 km/jam dijual Rp.124 juta. Itu jelas sulit dijangkau masyarakat biasa. Saya kira motor listrik nasional akan dijual dikisaran Rp.20 jutaan per unit,” pungkasnya.

Sejulah warganet menyoal keseriusan pemerintah. “Jangan-jangan senasib dengan ESEMKA. Ujungnya omong doang, katanya Oktober diproduksi massal, sampai sekarang tidak wujud. Bagaimana ESEMKA Pak Menteri?,” demikian suara warganet. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry