SURABAYA | duta.co – Berkabung! Keluarga besar Muslimat NU benar-benar berduka karena salah satu kader terbaik yang mereka miliki, yaitu Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi yang juga adik kandung Prsiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid telah berpulang ke Rahmatullah pada Kamis (8/3/2018) sekitar pukul 12.50 WIB.

Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rajiun, kader terbaik bangsa dan Muslimat NU Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi adinda dari KH Abdurrahman Wahid tadi jam 12.50 Wib telah dipanggil ke haribaan Allah SWT. Mudah-mudahan seluruh amal ibadahnya dan kekhilafannya diampuni oleh Allah,” ujar Ketum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, saat ditemui di kantor DPD Partai Golkar Jatim, Kamis (8/3/2018) sore dengan suara serak.

Menurut Khofifah, terakhir kali dia bertemu dengan almarhumah pada Rabu (7/3/2018) lalu. Namun beliau sudah tidak bisa apa-apa karena sedang dirawat di ruang ICU rumah sakit di Jakarta sejak Senin (5/3/2018) lalu.

“Saya hanya menyampaikan kepada pihak keluarga supaya membangun suatu keikhlasan yang besar karena kondisi beliau sudah di rawat di ruang ICU sejak Senin lalu,” terangnya.

Diakui Khofifah, almarhumah selama hidup mengabdikan hidupnya untuk kegiatan-kegiatan sosial keagamaan dengan luar biasa. Di Muslimat NU, Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi mengomandani 14 panti asuhan karena menjabat sebagai ketua dewan pembina.

Selain itu, beliau juga perintis 9800-an PAUD, TK dan Raudlatul Athfal serta merintis koperasi yayasan Haji Muslimat NU dan koperasi induk Annisa.

“Pelembagaan yayasan di lingkungan Muslimat NU adalah berkat rintisan beliau. Komitmennya luar biasa, Minggu lalu beliau masih memimpin rapat lima yayasan dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore,” ungkap Cagub Jatim nomor urut 1 ini.

Di tambahkan Khofifah, almarhumah juga pernah menjadi anggota DPR RI beberapa periode dari Partai Golkar. “Kami semua merasa kehilangan sosok teladan yang memberikan dedikasi dan kejuangannya melayani umat tanpa batas,” tegas mantan Mensos RI ini.

Kali terakhir Khofifah bertemu langsung dengan Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi pada 11 Februari 2018 saat KH Solahuddin Wahid (Gus Solah) melakukan tasyakuran atas nikmat perkawinannya ke 50 tahun. “Saya hadir dan beliau juga hadir” ungkapnya.

Pesan yang dia sampaikan kepada anggota keluarga almarhumah adalah tanggungjawabnya beliau yang selalu berfikir sangat tajam dan kritis serta selalu melihat persoalan sangat detail itu yang hari ini tidak mudah mencari sosok dengan tingkat ketajaman pemikiran dengan selalu bekerja detail dan teliti dan dengan tanggungjawab yang luar biasa.

“Baliau bisa menjaga konsentrasi dalam waktu yang sangat lama. Ini tidak mudah meniru keteladanan dari seorang Bu Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi adinda Gus Dur,” tegas Ketum PP Muslimat NU empat periode ini.

Khofifah mengaku mendapat amanah yang cukup besar dari almarhumah. Sebab pada saat pergantian yayasan dulu seluruh ketua dewan pebina itu dipegang beliau. Tapi sebulan lalu ketua dewan pembinan dari 5 yayasan itu dilimpahkan kepada dirinya. “Dalam Undang-Undang Yayasan, ketua dewan pembina sama dengan owner yayasan,” jelasnya.

Tapi sebulan lalu beliau meminta Khofifah untuk meneruskan menjadi ketua dewan pembina yayasan tersebut dan hal itu disampaikan dalam rapat serta sudah dibawa ke notaris.

“Badan hukum 5 yayasan dalam koordinasi Muslimat NU sekarang ketua dewan pembinanya semuanya dari Ibu Aisyah Hamid menjadi Khofifah,” pungkas Khofifah dengan linangan air mata. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry