JOMBANG | duta.co – Maha Suci Allah swt. Kita kembali dikejutkan dengan kebesaranNya. Itu terlihat jelas saat proses pemindahan makam KH Hasbullah Muin yang notabene cucu almaghfurlah KH Wahab Hasbullah dari Jakarta ke kompleks makam Mbah Wahab di Tambakberas, Jombang, Minggu (14/7/2019).
“Akhirnya semua orang ingin tahu, amalan apa yang dikerjakan beliau. Sampai-sampai jasadnya utuh. Padahal, semua tahu, beliau sudah kapundut sejak delapan tahun lalu, tepatnya 16 Mei 2011 di Jakarta. Subhanallah!,” demikian disampaikan Gus Rozaq yang memandu acara pemakaman di kompleks Maka Almaghfurlah KH Wahab Chasbullah kepada duta.co, Senin (15/7/2019).
KH Hasbullah Muin adalah putra ketiga Bu Nyai Khadijah Binti Wahab dengan KH Mu’in. Kiai kelahiran Bangil 14 februari 1948 ini beristrikan Nyai Jamilah. Pasangan ini dikaruniai tiga anak, masing-masing M Zaki Cahyo Negoro, Gemala Hayati dan Ngabehi Marzuk.
“Di keluarga besar Tambakberas beliau dikenal sebagai penyemangat, penggerak. Kalau menolong seseorang, selalu dilakukan secara tuntas. Bu Nyai Mahfudhoh Wahab sendiri merasakan betapa besar peran beliau dalam keluarga besar,” tambah Gus Rozaq.
KH Hasbullah Muin juga dikenal tekun belajar. Meski Tambakberas disebut gudang ilmu, tetapi, Hasbullah Muin kecil tidak cukup di situ, ia juga memilih pondok pesantren Darul Ulum, Rejoso (Peterongan, saat itu) sebagai tempat menimba ‘kaweruh’.
Kecerdasannya membuahkan title SH (Sarjana Hukum). Keuletannya menjadikan kiprah KH Hasbullah Muin tidak kecil di IPNU (Ikatan Pelajar NU dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Ia juga tampil sebagai penggagas dan Pendiri LP Ar Ridho dan Ar Roudho di Jakarta.
“Beliau meninggal lantaran penyakit jantung. Sampai kemarin jasad beliau masih utuh. Semoga Allah swt mengampuni kehilafannya, menerima amal baiknya. Kami diberi kekuatan untuk menuruskan semangat juangnya,” tutup Gus Rozaq. (mky)