Nanang Haromain Direktur Media Survei Indonesia (MSI) dan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) merilis hasil survei Pilkada 2024 Sidoarjo Selasa (14/5/24) malam (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Media Survei Indonesia (MSI) kembali mengukur perilaku pemilih terhadap Calon Kepala Daerah (Cakada) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 nanti, baik tingkat provinsi maupun Kabupaten Sidoarjo sendiri.

“Ini penting dan krusial karena pemilih adalah basis legitimasi bagi kepala daerah selama lima tahun ke depan,” demikian Nanang Haromain Direktur Media Survei Indonesia (MSI) dan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI).

Kedua lembaga tersebut merilis hasil survey potensi Pilkada 2024 Kabupaten Sidoarjo, Selasa (14/5/24) malam di Kafe Manis Ae Taman Pinang. “Prilaku pemilih ini memiliki efek timbal-balik, baik bagi kandidat kepala daerah yang memerlukan referensi empirik maupun akademik,” tambah Nanang.

Ia kemudian menjelaskan, bahwa, pertama soal pergerakan suara pemilih terhadap kandidat kepala daerah, ini adalah kontrol politik bagi elit untuk melahirkan pemimpin dari publik.

Kedua kepuasan publik (job approval rating) terhadap incumben menjelaskan perlu tidaknya peralihan kepemimpinan di daerah. Dan lebih penting lagi, perlu tidaknya reformasi kebijakan pada bidang–bidang pemerintahan. Ketiga, soal terpilih tidaknya kandidat kadang hanya menjelaskan terkait baik buruknya platform program kerja maupun personalitas kandidat.

“Namun semua itu bisa tergantung pada variabel sosiologi seperti agama, kedaerahan, faktor psikologis seperti personal appeals (daya tarik pribadi) dari kandidat pilihan–pilihan rasional – ekonomis dari pemilih. Hasil survei menjadi penting untuk dibaca stakeholder pemilu seperti kandidat, elit, partai, penyelenggara pemilu dan pemilih itu sendiri,” ungkapnya.

Survei akan sangat bermanfaat bagi kandidat calon kepala daerah untuk memantaskan diri di depan masyarakatnya dan elit partai. Juga sangat tergantung pada sejauh mana kandidat kepala daerah mempunyai potensi menang. Sedangkan bagi KPU bisa memahami sejauh mana potensi partisipasi pemilih dapat dimaksimalkan.

“Dan terakhir hasil survei juga mampu mengakomodasi atau menyuarakan suara pemilih ke kandidat dan elit partai baikterkait dengan pilihan–pilihan politik maupun tuntutan terkait kebijakan atau isu yang diinginkan,” tegasnya di hadapan puluhan wartawan.

Hasil survey MSI dan ARCI sebagai berikut: Bahwa Media Survei Indonesia memperoleh data elektabilitas personal H Subandi masih tertinggi 36,% , Bambang Haryo Soekartono membuntuti di angka 27,7 %. Lalu, Ahmad Amir Aslikhin 19,4%. M Usman 12,1% dan M Sholeh 1,5%. Sementara yang menjawab tidak tahu 3,1%.

Elektabilitas calon wakil bupati, nama Mimik Idayana mendominasi 29,5% . Lalu Zainal Abidin (Ketua PCNU) 21,5%, Adam Rusdi 17,7%. Saikul Islam (Putra Gus Ali) 10,9% . Samsul Hadi 8,1%. M Sholikhul Umam 2,3%. Khalim 1,1% dan Edy Widodo 0,5% . Tidak menjawab atau tidak tahu 8,4%.

Ada simulasi pasangan. Misalnya, Subandi-Mimik Idayana 40,3%. Bambang Haryo–Saikhul Islam 29,5% dan Ahmad Amir Aslikhin-Zainal Abidin 26,8% dan tidak menjawab 4,1%. Lain lagi dengan simulasi berbeda. Pasangan Bambang Haryo-Mimik Idayana 37,2%. H Subandi–M Sholikhul Umam 30,5%. Amir Aslikhin– Samsul Hadi 23,1%, tidak menjawab 9,2%.

Simulasi beda pasangan. Misalnya Bambang Haryo-Zainal Abidin (Ketua PCNU Sidoarjo) 35,8%. Pelaung besar ada di kader Gerindra. Lalu, H Subandi-Usman 31,7%, Amir Aslikhin – Edy Widodo17,2%. Dan tidak menjawab 15,3%.

Persepsi publik terhadap calon bupati dan wakil bupati karena figur personel 48,2%, karena partai pengusung 19,7%. Karena tokoh panutan 12,4% dan tidak menjawab 19,7%.

Persepsi publik yang diinginkan masyarakat terhadap pemimpin Sidoarjo adalah kualitas dan kompetensi kandidat 34,7%, pengalaman kandidat,18,1%  dan karakter personal kandidat 14,3%. Terkait Visi Misi dan Program 10,6%, terkait agama kandidat 5,1%, usia kandidat 2,8%. Lainnya 8,5% dan tidak menjawab 5,8%.

Harapan masyarakat Sidoarjo terhadap pemimpinnya, perhatian dan peduli terhadap rakyatnya 37,2%. Jujur bersih dari korupsi, 25,5%. Religius taat beragama 16,2%. Tegas 3,7%. Berwibawa, 2,9%. Berpendidikan tinggi 1,2% dan tidak menjawab 13,4%.

“Kampanye yang paling disukai masyarakat Sidoarjo adalah door  to door. Ini mencapai 38,9%. Dan 40,7% masih memungkinkan mengubah pilihannya karena bingkisan atau amplop. Ini masih mendominasi berubahnya pilihan 65,8%,” pungkas Nanang diakhir rilis survei potensi Pilkada 2024 Sidoarjo.

Terpisah, Direktur Center for Participatory Development (CePAD) Indonesia, Kasmuin menanggapi survei tersebut. Menurutnya ada hal yang kurang realistis, yaitu pada fakta pemilih kita banyak dari kalangan menengah ke bawah. “Ternyata yang paling setia dan siap nyoblos, maaf ini realistis hanya 39% dari unsur kesetiaan,” ujar Kasmuin.

Dalam konteks ini, jelasnya, jika dihubungkan dengan mayoritas masyarakat kita, maka, masih ada politik uang. Tidak ada dalam prakteknya melarang money politik, Ini yang terjadi kemungkinan pada pemilu kita. “Sedikit demi sedikit politik uang bisa dikikis, saya setuju parameter idealis. Ini cukup bagus dan bisa dipertahankan pada kultur pemilu yang lebih baik,” pungkasnya.(loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry