KEBIASAAN BARU. Mas Pj mencetuskan kebiasaan baru dengan mengumpulkan HP peserta rapat di keranjang khusus setiap kali rapat. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Pj Wali Kota Mojokerto Muhammad Ali Kuncoro S.STP MSi mencetuskan kebiasaan baru di kalangan ASN Pemkot Mojokerto dengan mengumpulkan HP peserta rapat.

Sosok yang lekat disapa Mas Pj mewajibkan seluruh peserta rapat agar seluruh ASN diwajibkan untuk mengumpulkan dan meletakkan ponsel masing-masing di dalam satu keranjang khusus.

Hal ini dilakukan setiap kali rapat guna mengubah kebiasaan buruk phone snubbing (phubbing) atau perilaku seseorang yang asyik dengan gadget/HP ketika berhadapan dengan orang lain atau sedang berada dalam pertemuan.

“Kebiasaan mengumpulkan HP ini mulai kami berlakukan sajak pagi kemarin. Saya ingin semua yang ikut rapat fokus. Fisik dan pikirannya hadir untuk rapat. Bukan yang fisiknya hadir tapi malah sibuk scrolling sosmed atau istilah gen Z sekarang ini phone snubbing, yang membuat rapat jadi tidak fokus dan tidak produktif,” tandas Mas Pj, Selasa (4/6/2024).

Tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi dan kehadiran media sosial semakin sulit untuk dipisahkan dalam keseharian manusia. Keberadaan media sosial seperti WhatsApp, membantu jajaran pemkot untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti berkoordinasi ataupun berbagi informasi.

Namun, ada beragam media sosial lainnya yang juga banyak dimanfaatkan, sehingga mengakibatkan arus informasi semakin sulit dibendung. Pesan informasi di beragam media sosial tersebut juga dikemas berupa konten yang sangat menarik, sehingga memicu terjadinya distraksi digital.

“Tidak ada yang salah dengan sosial media. Tapi, sekarang seringnya adalah, niat awal buka WA, mau balas satu chat penting. Selesai membalas, bukan ditutup kok jadi buka yang lainnya. Nah, itu sudah jadi kebiasaan mayoritas kita saat ini. Jadinya sulit fokus, konsentrasinya terpecah,” tutur Ali Kuncoro.

Mengutip artikel Harvard Business Review (2015), kajian yang dilakukan Cliford Nass dari Stanford University menunjukkan, seseorang yang terbiasa berkegiatan sambil tetap sibuk memperhatikan konten digital, ternyata tidak memperhatikan, mengingat, dan mengatur tugasnya sebaik orang yang tetap fokus pada satu hal di satu waktu. Hal ini tentu saja berakibat pada turunnya produktivitas dan keterlibatan, baik di kantor maupun di rumah.

“Ini memang terlihat kecil, sederhana. Tapi semoga ini bisa menjadi ikhtiar kami, untuk semakin meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Karena dengan rapat-rapat yang kondusif, akan menghasilkan kebijakan berkualitas, yang nantinya berpengaruh ke masyarakat,” pungkas Mas Pj.

Untuk diketahui, phubbing adalah kata yang menggambarkan perilaku seseorang yang asyik dengan gadget ketika berhadapan dengan orang lain atau sedang berada di dalam pertemuan.

Akibatnya, pelakunya mengabaikan orang lain di depannya sehingga dikategorikan sebagai sikap anti sosial. Istilah phubbing tercipta dari kata phone artinya telepon, dan snubbing, yang berarti menghina. Terminologi ini pertama kali tercetus pada Mei 2012 lalu di Australia.

Banyak orang mengabaikan teman dan keluarga yang berada tepat di depannya karena malah lebih asyik dengan ponselnya. Perilaku phubbing ini dianggap kasar, menyinggung, tidak sopan, dan merusak kepercayaan orang lain. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry