ROMBONGAN: KH. Reza Ahmad Zahid saat menerima kunjungan rombongan Staf Ahli Kepresidenan di Ponpes Al Mahrusiyah Lirboyo (duta.co/humas dok)

KEDIRI| duta.co -Rombongan Staf Ahli Kepresidenan Bidang Sinergitas Program dan Anggaran dipimpin Asdiana bertemu KH. Reza Ahmad Zahid di Ponpes Al Mahrusiyah Lirboyo, Kamis (7/9). Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan Gus Reza, sebutan akrabnya, keinginan pihak pemerintah untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya melalui program kewirausahaan dan peningkatan ekonomi.

Dengan dihadiri sejumlah pengasuh pondok pesantren, diantaranya Ketua PCNU KH. Abu Bakar Abdul Djalil, rombongan tim utusan khusus Istana Negara ini berkeinginan melalui Robithoh Ma’had Islamiyah (RMI) bisa bekerjasama dengan pondok pesantren.

Selaku Ketua RMI Jawa Timur, Gus Reza tentu saja menyambut gembira dan berharap dengan program pelatihan, pendampingan dan pemasaran atas hasil kewirausahaan para santri dan alumni bisa diterima pasaran. Bukan itu saja, dalam pertemuan tersebut, Gus Reza mengusulkan sejumlah program terkait pelatihan kewirausahaan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi santri.

“Bagaimana memperdayakan para santri dan alumni Pondok Lirboyo pada khususnya, bahwa sebenarnya para santri telah dibekali ketrampilan, penguatan mental, dibekali ilmu dan pendidikan moralitas selama di dalam pondok,” terang Putra pertama almarhum ulama kharismatik, KH Imam Yahya Mahrus ini.

Ditambahkan Gus Reza, sebenarnya para santri ini memiliki SDM yang luar biasa dan harus dimanfaatkan dengan baik untuk mewujudkan pembangunan Manusia Indonesia.

“Kami meminta diberikan pendampingan dalam segala bentuk wira usaha, membantu croos selling produk – produk pondok pesantren di pasaran dan yang utama menggelar program penempatan santri pada instansi pemerintah dan perusahaan,” ungkapnya.

Dari hasil pertemuan tersebut, keberadaan Ponpes Lirboyo merupakan salah satu yang ditunjuk untuk dijadikan rujukan program digagas pemerintah pusat ini.

“Pertemuan ini akhirnya berkembang pendampingan kesehatan para santri, pendirian klinik dan pos kesehatan santri, kemudian melakukan hak paten atas keberadaan pondok pesantren. Rencananya Lirboyo akan dijadikan percontohan, karena memiliki santri dan alumni yang tersebar dimanapun,” jelas KH. Abu Bakar Abdul Djalil, turut dalam pertemuan di atas. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry