SURABAYA | duta.co – Puluhan spanduk bertebaran di jalan. Ada gambar Khofifah-Emil. Isinya, menyudutkan pasangan Khofifah-Emil dengan memotong keputusan halaqah ulama. Jidad spanduk menggunakan jargon ‘Kabeh Sedulur Kabeh Makmur’. Lalu ada tulisan dengan ukuran besar, ‘Fatwa untuk Rakyat Jawa Timur, Tidak Memilih Khofifah-Emil Mengkhianati Allah SWT dan Rasul-Nya’. Di bawahnya masih ada tulisan: Hasil pertemuan Pacet, 3 Juni 2018.

“Yang jelas, seluruh relawan dan tim sukses tidak merasa membuat spanduk itu. Ini dibikin orang yang sedang panik dengan kenyataan. Dan ini sekaligus membenarkan beredarnya jargon kecurangan mereka, yang disampaikan melalui elit partainya. Katanya, ‘Menang Digugat itu Lebih Baik dari pada Kalah Menggugat’. Artinya mereka akan habis-habisan menghalalkan segala cara,” kata H Ali Azhar, Relawan Sahabat Khofifah kepada duta.co, Sabtu (9/6/2018).

Masih menurut Gus Ali, panggilan akrabnya, kampanye model begitu itu, ditertawai orang. Mereka tidak sadar, bahwa, kampanye hitam sudah tidak laku di Jawa Timur. “Tidak akan mempan. Percayalah, mereka cuma buang-buang duit saja. Apalagi sekarang relawan sudah membentuk pasukan khusus untuk memberesi spanduk-spanduk panik ini. Begitu dipasang, langsung kita gantol,” tambahnya.

Masih menurut Gus Ali, memasuki ‘etape’ terakhir ini, konsentrasi memang berada pada pelanggaran. Indikasi itu sudah terlihat jelas menyusul hasil survey beberapa lembaga. Meski begitu, lanjutnya, relawan Kofifah-Emil tidak akan terpancing.

“Kita punya keyakinan, rakyat Jawa Timur sudah sangat cerdas membaca politik. Mereka sudah pada kesimpulan, siapa yang layak dipilih. Dari debat publik sampai bedah visi misi, terlihat jelas Khofifah-Emil memperoleh apresiasi yang sangat tinggi dari seluruh lapisan masyarakat Jatim. Karenanya, kita tidak boleh terpancing untuk melakukan hal yang sama, tetapi, juga tidak boleh diam menghadapinya. Harus cepat bersikap, tidak cukup mengandalkan Panwaslu,” tegasnya. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry