SURABAYA | duta.co –  Literasi menulis masyarakat Jawa Timur menjadi titik yang terus ditingkatkan. Karena, selama ini masyarakat cenderung pada literasi membaca saja.

“Ada kecenderungan literatur lokal di masyarakat masih sebatas bertutur saja dan sangat jarang ada yang menulis. Hal ini dapat dilihat dari berbagai dongeng atau cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Hingga kini, sulit menemukan rujukan yang berbentuk tulisan berbasis kearifan lokal,” ungkap Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Jatim,  Tiat S. Suwardi, pada sambutannya di Sosialisasi Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) Jawa Timur 2024, Kamis (20/6/2024), Surabaya.

Berdasarkan data Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Jatim 2023, mencapai nilai 69,78, meningkat dibandingkan 2022 di angka 68,54. Sedangkan dalam indeks pembangunan literasi masyarakat (IPLM) Perpusnas, nilai IPLM  2023  Jatim dengan nilai 75,18. nilai tgm dan IPLM Jatim tahun 2023 ini masih diatas rata-rata nilai nasional dengan nilai 66,77 untuk TGM dan IPLM sebesar 69,42.

Karenanya, kegiatan ini diharapkan menjadi dasar untuk menanam benih literasi. disamping itu, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat semakin meningkatnya tahapan literasi yang nyata.

“Pada kegiatan ini nantinya semua peserta diminta menulis. Dan 15 karya terbaik akan dikumpulkan dan dibukukan,” ungkapnya.

Dirinya berharap acara ini bisa menjadi resonansi untuk meningkatkan literasi masyarakat di Jawa Timur. “Berharap acara ini bisa diikuti di tiap daerah. Karena banyak bibit penulis di daerah yang potensial,” bebernya.

Pada kesempatan ini, Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat juga meluncurkan Gerakan Pustakawan Menulis Buku.

Sementara itu, Pimpinan Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono berharap bimbingan teknis penulisan atau proses inkubasi ini dapat menghasilkan buku berkualitas tentang kearifan lokal sebagai warisan masa depan.

“Ini akan menjadi dasar untuk memastikan karya-karya yang dihasilkan teman-teman dari Jatim itu layak untuk terbit. Ada proses kurasi yang panjang agar ketika dibaca masyarakat, bisa mendapatkan informasi atau value yang luar biasa,” terang Edi.

Inkubasi literasi ini akan berjalan berkelanjutan melalui roadmap yang telah disiapkan oleh Perpusnas. Meliputi peta jalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

“Jangka pendeknya adalah buku yang dihasilkan, tetapi jangka panjangnya akan kita maintance teman-teman penulis ini agar memiliki semangat dan juga interesting terhadap bidang kepenulisan. Kami beri nama Forum Inkubator Literasi Perpustakaan Nasional,” ujarnya.

Forum Inkubator Literasi Perpustakaan Nasional itu adalah sarana bagi para penulis hasil inkubasi literasi mulai tahun 2020-2024.

Ada kegiatan seperti bedah buku, talkshow, diskusi literasi dan perbukuan sebagai bagian menghidupkan kembali ekosistem penulis yang ada di daerah.

Untuk Jatim, Edi Wiyono memberikan apresiasi tersendiri. Bahwa penulisan tentang potensi provinsi paling ujung timur di Pulau Jawa ini sudah sangat masif.

Tetapi kebaruan atau novelty dari wisata yang selama ini belum tereksplorasi, sangat masih banyak.

“Harapan kita adalah ada kebaruan dari informasi yang dihasilkan terkait ragam pesona Jatim,” katanya.

Selain Jatim, Inkubator Literasi Pustaka Nasional juga berlangsung di 19 provinsi lainnya di Indonesia. Sejak berlangsung pada 2020 lalu, Perpusnas Press sudah mencetak dan menerbitkan 45 buku dengan lebih dari 650 penulis yang terlibat.

Edi berharap dari angka penulis itu, minimal 50 persen konsisten berkarya setelah masa inkubasi literasi. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry