Suhardi Alius (ist)

JAKARTA | duta.co – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dipanggil Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Senin (10/4/2017). Suhardi dipanggil untuk melaporkan rangkaian penindakan terhadap beberapa pelaku teror di Jawa Timur akhir pekan lalu.

“Saya dipanggil Bapak Presiden untuk melaporkan perkembangan masalah penanggulangan terorisme dan radikalisme di Indonesia, dan juga terkait masalah aktual kejadian kemarin di Jawa Timur,” kata Suhardi di Istana Negara sian tadi.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan, laporannya kepada Presiden terkait situasi aktual dari penindakan terorisme di lapangan dan juga pencegahan atau deradikalisasi yang tengah gencar dilakukan BNPT.

“Supaya balance, berimbang. Jadi penanganan masalah terorisme tidak hanya dalam aspek penindakan saja, tapi kita mengedepankan masalah-masalah di hulu yang menjadi variabel dari terjadinya terorisme itu sendiri. Termasuk juga masalah pembinaan mantan mantan napi teroris,” ujarnya.

Presiden, lanjut dia, memberikan arahan kepada BNPT agar upaya penanggulangan terorisme di Tanah Air, baik pencegahan maupun penindakan, dapat terus dilaksanakan secara baik. “Yang masih belum, tolong cari pola-pola yang baik untuk bisa lebih tepat dalam rangka melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” tutur Suhardi.

Pada Jumat pekan lalu, 7 April 2017, Densus 88 menangkap tiga orang terduga teroris di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Ketiga terduda tersebut langsung dibawa ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, ketiga pelaku diduga merencanakan penyerangan ke sejumlah markas kepolisian di Lamongan. Namun, tidak dijelaskan terperinci tentang sasaran spesifik para terduga teroris itu. Mereka juga diduga berafiliasi ke ISIS.

Kemudian, pada keesokan harinya, Sabtu, 8 April 2017, polisi terlibat baku tembak dengan enam kelompok teroris di Jalan Raya Tuban-Semarang, Dusun Bogang, Desa Biji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Para pelaku sempat melarikan diri ke arah selatan menuju area pesawahan. Kontak tembak dengan anggota Brimob tak terelakkan. Akhirnya enam pelaku teroris tewas dalam operasi penindakan tersebut.

Masih di hari yang sama, Tim Densus menjemput seorang pria bernama Muhammad Nadir Umar, yang diketahui merupakan anggota DPRD Pasuruan di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Sabtu sore.

Secara bersamaan pula, Tim Densus menjemput Budi Mastur, seorang aktivis dari LSM Forum Dakwah Nusantara (FDN). Budi diamankan Densus di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Keduanya diamankan setelah dideportasi dari Turki karena berada di perbatasan Suriah. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry