Gerakan Jaga Indonesia (GJI) saat jumpa pers di Jakarta. (FT/okezone.com)

SURABAYA | duta.co – Sekjend Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN), H Abdul Rozaq, berharap reuni akbar Alumni 212 yang berlangsung Minggu (2/12/2018) di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, berjalan aman dan damai.

“Jangan sampai ada salah persepsi. Apalagi gesekan politik. Tujuan reuni Alumni 212 ini adalah mendoakan bangsa, sekaligus negeri ini agar tetap damai, keluar dari krisis berkepanjangan, baik problem ekonomi, pendidikan maupun lapangan kerja,” tegas Gus Rozaq panggilan akrabnya kepada duta.co, Selasa (27/11/2018).

Kekhawatiran salah persepsi ini, menurut cicit KH Wahab Chasbullah, menyusul pernyataan elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Jaga Indonesia (GJI). Mereka meminta Polda Metro Jaya tidak mengizinkan acara.

Sekjend GJI, Budi Djarot mengatakan, reuni Alumni 212 itu tidak menutup kemungkinan tersimpan agenda terselubung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sudah jelas dilarang keberadaanya di Indonesia.

“Saya melihat ini kekuatan HTI masih tetap hidup walaupun sudah dibubarkan dan mereka tetap berdakwah tentang negara khilafah, untuk itu sebelum terjadi yang lebih parah, kami minta agar Polda Metro mencegah aksi atau Reuni 212 itu,” kata Budi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Ketua Presidium GJI wilayah Indonesia timur, Deki Matulesi menambahkan, pihaknya siap terbang ke Jakarta apabila nantinya ada bendera HTI yang berkibar di tengah-tengah massa alumni 212 tersebut.

“Jika di acara reuni Alumni 212 itu nanti ada bendera tauhid, jangan salahkan kami, akan turun ribuan orang juga ke Jakarta untuk mencopot dan berhadapan langsung, bertabrakan dengan alumni 212, karena kami sepakat untuk menjaga NKRI,” pungkasnya.

Acaranya NU Banget

Menanggapi hal ini, Gus Rozaq berharap semua pihak, termasuk GJI untuk tidak terlalu curiga dengan reuni alumni 212. Kalau curiga, bisa salah persepi. Semua sepakat untuk menjaga NKRI.

“Tidak ada bendera HTI. Kalau kalimat tauhid, tentu, tak ada yang bisa menolak. Yang perlu dipahami, bahwa kalimat tauhid itu bukan milik HTI, tetapi kalimat yang harus dijaga seluruh umat Islam dunia,” tegasnya.

BKSN sendiri, lanjut Gus Rozaq, ikut dalam acara reuni alumni 212. Menurutnya, tidak sedikit warga NU yang hadir dalam acara tersebut. Ratusan kiai pondok pesantren sudah konfirmasi berangkat. Bahkan ada sejumlah tokoh NU struktural juga ikut.

“Acaranya NU banget. Dzikir bersama, istighotsah, doa bersama memohon kepada Allah swt agar Indonesia tetap dijaga, rakyatnya hidup damai di bawah panji-panji NKRI,” ujarnya. (mky,ekz)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry