SURABAYA | duta.co – KH Suyuthi Thoha, ulama kharismatik asal Banyuwangi, Jawa Timur mengaku kaget mendengar kabar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy membuat puisi yang isinya menyindir Prabowo Subianto tidak salat dan tidak puasa.

“Kalau benar, ini bukan yang pertama. Pernah, saat pembekalan Caleg PPP di Surabaya dia juga mengatakan seperti itu. Saya kaget, ini anak sembrono. Menuduh orang tidak salat, tidak puasa, ini bukan akhlaq yang baik. Langsung setelah acara saya seret dia ke kamar khusus. Saya bicara keras kepadanya. Saya melihat sendiri bagaimana Prabowo salat,” tegas Kiai Suyuthi Thoha kepada duta.co, Selasa (5/2/2019).

Seperti diberitakan, menyusul ralat doa KH Maemoen Zubair yang dilakukan Romi, serangan kepadanya datang bertubi-tubi. Diketahui, Mbah Maemoen tidak menyebut Joko Widodo, tetapi nama Prabowo Subianto dalam doanya. Akhirnya yang tertangkap publik, Mbah Moen mendoakan Prabowo dan diamini Jokowi. Romi pun menulis puisi.

“Itu puisi untuk yang mempermainkan doa Kyai Maimoen Zubair, dengan memotong dan membuat meme dan cuitan yang merendahkan martabat beliau,” kata Romy saat dikonfirmasi Okezone, Senin (4/2/2019). Okezone sendiri sudah mendapat izin untuk mengutip puisinya:

Katanya bela ulama

Kyai paling sepuh pun kau nista

Dengan aneka meme dan cela

Katanya bela agama

Tapi kau halalkan semua

Tuk gelapkan siang sebelum waktunya

Katanya hasil ijtima’

Baca qur’an pun kau hindari dg berbagai cara

Jadi sebenarnya kau makhluk apa?

Editan atau manusia

Sungguh kasihan umat Islam Indonesia

Diatas namai bela agama

Tuk dukung kelompoknya

Umat dibuat tak tahu dgn sengaja

Bahwa syariat Islam pun dinista

Karena solat & puasa Ramadhan pun tak dijalaninya

Kukatakan krn aku menyaksikannya

Semoga tobat dipilihnya

Meski politik sebabnya.

Puisi Romi ini memang tidak menyebut nama. Tetapi, kalimat ‘Karena solat & puasa Ramadhan pun tak dijalaninya. Kukatakan krn aku menyaksikannya’ banyak yang mengaitkan dengan sosok Prabowo Subianto.

“Tuduhan seperti itu berbahaya. Salat dan puasa itu ibadah privat, kita tidak boleh mencelanya. Apalagi saya sendiri menyaksikan Prabowo itu puasa dan salat. Bedanya Prabowo tidak ingin salatnya, puasanya menjadi konsumsi publik. Dia paham itu urusan dengan Allah swt,” tegas Kiai Suyuthi yang juga dikenal sebagai santri kesayangan Mbah Maemoen Zubair ini.

Menurut tokoh PPP ini, tahun 2003 dia pernah diundang Prabowo untuk buka bersama di rumah orangtuanya, Jakarta. Hanya ada beberapa orang saja. Acara berlangsung begitu khitmad.

“Saya menjadi imam salat, dari salat Maghrib, Isya sampai tarawihnya. Ada Pak Prabowo, saat itu suasana betul-betul khitmad,” tegasnya.

Lalu, tegasnya, beberapa tahun kemudian, Prabowo ada acara di Banyuwangi. Kiai Suyuthi kebetulan hadir di acara tersebut. “Saya diminta sambutan. Saat itu saya katakan, Indonesia butuh pemimpin seorang jenderal, tegas, berpihak kepada rakyat dan kuat menjaga NKRI,” jelasnya.

Usai acara, Prabowo menemui dirinya. Kiai Suyuthi lalu diberi nomor khusus kalau ingin kontak dengannya. Karena, kalau pakai nomor lain harus melalui orang ketiga.

“Yang cukup mengejutkan saat itu, Pak Prabowo pesan kalau telepon nomor ini sebaiknya jam 2 malam sampai subuh. Karena di saat itu biasanya orang tahajjud, telepon selalu ada di sebelahnya,” tambah Kiai Suyuthi.

Benar, ketika ditelepon pada jam-jam itu, Prabowo selalu menerimanya. “Saya khusnudzon bahwa dia tidak lepas dengan salat malam,” tegasnya sambil menengaskan bahwa kini nomor telepon tersebut hilang bersama HP-nya.

Jadi? “Jadi kalau Romi kemudian mengatakan tidak salat, tidak puasa, itu namanya suudzon, merusak nama baik orang. Itu bukan akhlaq yang baik. Hebatnya Pak Prabowo tidak pernah meladeni fitnah,” tegasnya. (mky

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry