
MOJOKERTO| duta.co – Komisi II DPRD Kota Mojokerto menemukan progres pengerjaan dua proyek prestisius, yakni rehabilitasi taman alun-alun dan wisata bahari Rejoto, minus 11 persen dan 20 persen. Namun sejauh ini belum ada sepeser pun uang negara yang dibayarkan kepada kontraktor.
“Belum ada uang Negara yang kita bayarkan. Baik berupa uang muka maupun pembayaran termin,” tandas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) rehab taman alun-alun dan wisata bahari Rejoto Bambang Mujiono, Jumat (15/10) kemarin.
Menurut Kepala DLH KotaMojokerto ini, mengacu kontrak perjanjian, termin pertama dibayarkan jika penyedia jasa atau pemborong telah menuntaskan garapan 30-40 persen. “Garapan dua proyek itu belum memenuhi termin. Sehingga belum ada pembayaran,” jelasnya.
Demikian juga dengan uang muka. Sebenarnya dalam kontrak proyek alun-alun ada uang muka sebesar 20 persen dari nilai kontrak. Tetapi hingga saat ini penyedia jasa belum menyodorkan pencairan uang muka.
“Kalaupun mereka sodorkan, toh tidak akan kita realisasi. Kecuali mereka punya itikad baik menyelesaikan pekerjaannya,” tukas Bambang kemudian.
Lebih jauh mantan camat Magersari ini mengatakan, pihak DLH terus berusaha mengejar ketertinggalan dengan menandatangi kantor mereka di Jogja dan Tuban.
“Kedua rekanan tersebut menjanjikan akan menggeber pekerjaannya Selasa besok. Progresnya hari ini, pagar-pagar sudah tiba di lokasi proyek. Kalau mesin inject (paku bumi) kemarin harusnya sudah datang, tapi ada masalah karena kecelakaan saat dalam proses pengiriman,”terang Bambang.
Mengutip pernyataan pelaksana, Bambang mengungkapkan, baik CV Indraprasta dan Aspira Utama sebagai penyedia jasa optimis menuntaskan proyek tepat waktu. Untuk proyek Rejoto dijadwalkan selesai 2 Desember 2021 dan rehab Alun-alun selesai 23 Desember 2021.
“Kalau mengebarkan bendera putih atau menyerah,karuan mungkin masih bisa menganggarkan lagi untuk tahun depan. Ini mereka masih optimis dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,” katanya.
Sejauh ini, pihak DLH sudah melayangkan aurat peringatan (SP) kepada kedua CV tersebut. CV Aspira Utama sudqh SP 2 dan CV Indraprasta kena SP 1. “SP keduanya akan kembali dikenakan jika progres pekerjaanminus lebih 10 persen dari target. Kalau tidak diadakan, putus kontrak dan blacklist,” tandasnya.
Seperti diketahui, proyek rehabilitasi Taman Alun-alun senilai Rp 2.8 miliar dan Taman Budaya pada Wisata Bahari Mojokerto senilai Rp 3.9 miliar tengah terseok-seok. Rehab Alun-alun dikerjakan CV Indraprasta dari Jogja dan proyek Rejoto sungai Ngothok dikerjakan CV Aspira Utama dari Tuban.
Dalam sidak lapangan komisi II DPRD Kota Mojokerto dikejutkan minimnya progres dari dua proyek prestisius di Kota Mojokerto. Dalam sidak lapangan Rabu (13/10) para wakil rakyat mendapati kondisi dua proyek bernilai miliaran rupiah kritis.
Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto Moch. Rizky Fauzy Pancasilawan mengungkapkan kedua proyek tersebut jauh dari harapan. “Proyek Alun-alun minus 11 persen. Kalau taman budaya bahari progres pekerjaan minus 20 persen, ” katanya.ywd