SURABAYA | duta.co – Masih ingat perumpamaan dahsyatnya kabar atau berita? Ia bagaikan peluruh yang lepas dari larasnya. Begitu pelatuk ditarik, sulit, bahkan tak mungkin terkejar. Itulah yang kini sedang diupayakan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyusul suratnya yang beredar di medsos perihal ‘Permohonan Bantuan Beras’ kepada pimpinan Gereja Kristen Indonesia.

Sampai Sabtu (02/12/2017) surat tertanggal 26 November 2017 itu masih beredar dari grup ke grup. Isinya dianggap debatable, mengapa harus ada bantuan beras sebanyak 250 peserta? Sementara acaranya sendiri disebutkan Pelantikan PAC se-Kabupaten Bandung Barat dan Sosialisasi Anti Narkoba yang dihadiri sekitar 250 orang.

Acara itu sedianya berlangsung Minggu 20 Desember 2017, Di Pondok Pesantren Al Amin Sumurkembang, Desa Citalem, Cipongkor, Kabupaten Bandung. Surat bernomor 07/C/PCF.NU/XI/2017 itu diteken Iis Masruroh SAg (Ketua) dan Heni Husaeniah, S.Pd.I (Sekretaris) pimpinan cabang Fatayat NU Cabang Bandung Barat.

Tahu suratnya viral di Medsos, Fatayat langsung membuat klarifikasi. Jumat (01/12/2017) surat klarifikasi yang juga diteken Iis Masruroh SAg (Ketua) dan Heni Husaeniah, S.Pd.I (Sekretaris) diluncurkan. Isinya, pertama, bahwa, surat itu dikirim dalam bentuk WA, bukan print out.

Kedua, Fatayat NU hanya mengusulkan sebuah kerjasama dengan GKI dalam bhakti sosial dalam acara pelantikan PAC dan sosialisasi anti narkoba, yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 Desember (surat permohonan 20 Desember red), yaitu dengan pembagian beras untuk orang-orang yang membutuhkan, sebagaimana yang sering dilakukan oleh GKI dan organisasi lain seperti Fatayat NU.

Ketiga, jika redaksi dalam surat tersebut ada kata permohonan beras, itu kesalahan redaksi saja, maksudnya adalah permohonan kerjasama dalam bhakti sosial. Dan ini menurut hemat kami adalah kegiatan yang lumrah dilakukan oleh organisasi.

Keempat, kegiatan ini tidak ada kaitannya dengan soal keyakinan, tetapi murni kegiatan kemanusiaan tanpa melihat SARA (suku-agama dan ras) dan Fatayat NU sebagaimana organisasi induknya yaitu NU akan selalu welcome dengan pihak manapun selama kegiatan itu positif dan tanpa ada embel-embel, baik politis atau pun soal keyakinan dibelakangnya.

“Jadi menurut hemat kami, sebenarnya tidak ada yang perlu dipersoalkan,” demikian tulis Fatayat dalam surat tersebut.

Kelima, Karena terjadi polemik, maka, Fatayat NU KBB sudah membatalkan program ini, tidak menerima beras sebutirpun, dan pihak GKI pun tidak meneruskannya. “Tetapi kami punya catatan ternyata masih ada sebagaian saudara-saudara kita yang mempersoalkan kegiatan ini yang ingin berbagi kepada sesame, atau mungkin ada muatan politis di belakangnya,” jelasnya.

Dugaan Iis Masruroh dan Heni Husaeniah, ada benarnya. Bagaimana surat yang masih dalam bentuk WA, belum di-print-out ini, sudah beredar keluar secara massif. Diduga kuat ada pihak-pihak yang, disengaja atau tidak berupaya meruntuhkan nama baik Fatayat. Maka, kebijakan untuk membatalkan kerjasama tersebut, adalah tepat. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry