SURABAYA | duta.co – Sejumlah warga RT 10 Desa Masangan Kulon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (15/5/24) mendatangi Mapolda Jawa Timur. Mereka diperiksa selaku pelapor masalah limbah pabrik kopi instan, PT Santos Jaya Abadi.

“Sudah puluhan tahun masalah ini tak kunjung selesai. Kami bersyukur atas atensi Polda Jatim memperhatikan laporan kami,” demikian Rudi Hilmi, Ketua RT 10 Desa Masangan Kulon yang konon ‘dikudeta’ dari jabatan RT gegara kasus tersebut kepada duta.co, Rabu (15/5/24).

Menurut Rudi, kasus pencemaran lingkungan ini, masalah serius. Bagi warga terdampak, masalah ini bukan soal kenyaman sehari, tetapi setiap saat warga merasa terganggung kenyamanan dan keamanannya. “Sudah ada warga jatuh sakit, bahkan meninggal dunia diduga karena dampak limbah tersebut,” tegasnya.

Limbah PT Santos Jaya Abadi (SJA), tambanya, benar-benar dikeluhkan warga. “Tidak sedikit warga yang terserang sesak nafas gara-gara limah itu. Kita tidak anti usaha, tidak memusuhi pabrik, tetapi perhatikan dampak buruknya. Jangan seenaknya,” urainya saat mampir ke kantor duta.co.

Ironisnya, persaoalan limbah ini sudah bertahun-tahun tidak ada kejelasan. “Kita terdampak sejak tahun 2011. Sampai sekarang belum ada jalan keluar. Kalau ditanya apa maunya warga? Jawabnya jelas bebas pencemaran, sehingga warga bisa hidup sehat,” jelasnya.

Masalah ini, kata Rudi, sudah pernah dibahas tingkat desa. Sudah pernah digelar rapat koordinasi di pendopo atau Balai Desa Masangan Kulon, Selasa (23/4/24). Hadir Forkopimca Sukodono, juga personil DLHK Kabupaten Sidoarjo.

“Ada Pak Kapolsek, Pak Danramil, Dinas DLHK Kabupaten Sidoarjo, juga perwakilan PT AJA (Enggar) dan Kades Masangan Kulon Umar Hasan SH. Tetapi sampai sekarang, mentah. Tidak ada kejelasan,” jelas warga yang lain.

Menurutnya, saat itu, warga RT 10 mengeluhkan tentang polusi udara yang terhirup. Akibatnya  banyak warga sesak nafas. Sumber air mandi, air sumur juga tercemari debu kopi hitam yang beterbangan dan masuk ke sumur. “Warna air coklat. Ini kalau kita gunakan mandi berwarna kuning dan keruh, apa mungkin?” keluhnya.

Terlebih, ada warga masyarakat yang sampai meninggal dunia karena sesak, menghirup udara polusi yang hitam. “Terus sampai kapan warga hidup begini? Masak tidak ada jalan keluarnya? Warga berhak hidup sehat,” sela Ahmad Fahmi Ardiansyah M, SH, pengacara muda Surabaya yang ikut mendampingi mereka.

Sampai berita ini diturunkan, wartawan duta.co belum memperoleh keterangan resmi dari pihak PT Santos Jaya Abadi. “Kita tunggu di lapangan. Silakan wartawan duta.co melihat langsung ke lokasi,” pungkas Rudi. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry