JAKARTA | duta.co — Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama akan menyusun buku pengayaan tafsir ilmi yang relevan bagi siswa madrasah. Hal ini dibahas dalam pertemuan tim LPMQ dengan Tim Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah di Jakarta.
Pertemuan ini membahas upaya meningkatkan kompetensi GTK dan memperkaya bahan ajar di madrasah, khususnya terkait Tafsir Al-Qur’an.
Hadir, Direktur GTK Madrasah, Thobib Al-Asyar dan Kasubdit Bina GTK Madrasah, Suwardi. Dari LPMQ, hadir para Pejabat Fungsional Pengembang Tafsir Al-Quran, yaitu: Reflita, Zarkasi Afif, Jonny Syatri, Ahmad Munawwar, dan Ety Hanisa. Selain rencana penyusunan buku pengayaan tafsir ilmi, pertemuan ini juga membahas strategi memperkuat integrasi kitab suci dalam ruang pendidikan melalui peningkatan kompetensi jabatan fungsional.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi Jabatan Fungsional Guru dan Jabatan Fungsional Pengembang Tafsir Al-Quran (PTQ). Kolaborasi antara kedua jabatan fungsional ini menjadi fondasi penting dalam menyelaraskan nilai-nilai Al-Qur’an dengan kurikulum pendidikan.
“Sinergi antara JF Guru dan JF Pengembang Tafsir Al-Qur’an (PTQ) harus menjadi kekuatan dalam mewujudkan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga pada penguatan spiritualitas siswa,” ujar Thobib di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Dengan kompetensi yang saling melengkapi, lanjut Thobib, guru dapat menghadirkan pendidikan yang menginternalisasikan nilai-nilai Al-Qur’an secara kontekstual dan ilmiah.
Salah satu fokus utama penyusunan buku pengayaan ini adalah pendekatan tematik, yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan isu-isu utama pendidikan Islam. Bidang fisika dan biologi, misalnya, akan dimanfaatkan sebagai dalil tauhid untuk menunjukkan hubungan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keimanan dalam Islam.
Madrasah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum mereka dengan memanfaatkan buku-buku pengayaan yang relevan. Buku pengayaan tafsir ilmi ini akan memperkaya pembelajaran di madrasah, memberikan siswa wawasan yang lebih luas, dan mendukung guru dalam menghadirkan pembelajaran kontekstual yang bermakna. Agar lebih terarah, akan disusun roadmap khusus untuk memastikan bahan ajar ini sesuai dengan kebutuhan dan leveling di setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah.
Diskusi ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas profesi yang dapat meningkatkan mutu bahan ajar, tetapi juga memperkuat integrasi ilmu dan nilai-nilai keislaman yang diajarkan di madrasah. Thobib menegaskan pentingnya transformasi madrasah menjadi lembaga pendidikan yang keren dan inovatif.
“Madrasah harus mampu bersaing dan menjadi pilihan utama masyarakat. Buku pengayaan seperti tafsir ilmi ini adalah langkah konkret menuju tujuan tersebut,” tegasnya.
Program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang cerdas, berdaya saing, dan berakhlak mulia, sekaligus memperkuat posisi madrasah sebagai pusat pembelajaran berbasis kitab suci yang berwawasan luas. Dengan integrasi yang kokoh antara jabatan fungsional guru dan pengembang tafsir Al-Qur’an, madrasah akan semakin unggul dalam mewujudkan pendidikan berkualitas tinggi. (sumber kemenag.go.d)