SURABAYA | duta.co – Polemik nasab dzurriyah Ba’alwi merembet ke urusan pribadi. Adalah kritik Dr Sholeh Basyari kepada Rais Aam Pengurus Besar Nanhdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar yang dinilai kelewatan, bahkan dinilai jauh dari akhlak nahdliyin, membuat Sekretaris Jenderal PBNU, Drs H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melarang mengajar di seluruh kampus NU.

“Mulai hari ini, PBNU melarang dia mengajar di seluruh lembaga pendidikan milik Nahdlatul Ulama,” demikian Gus Ipul panggilan akrab Drs H Saifullah Yusuf sebagaimana diunggah timesindonesia.co.id, Selasa, 04 Juni 2024 pukul 11:55. (https://timesindonesia.co.id/peristiwa-nasional/497901/pbnu-melarang-dr-sholeh-basyari-mengajar-di-seluruh-lembaga-pendidikan-nu).

Alenia berikutnya, masih dalam berita itu: Penelusuran tim LPTNU juga mengungkap fakta lain mengenai Sholeh. Selain telah merendahkan Rais Aam, Sholeh ternyata pernah dihukum penjara selama 3 tahun pada periode 2017-2021 karena tersangkut kasus asusila.

Tampaknya ini yang membuat Dr Sholeh geram. Dalam video TikTok berdurasi 03:23 menit, Dr Sholeh menyampaikan tiga hal penting. “Pertama, saya mohon maaf sebesar-besarnya, setulus-tulusnya, atas podcast saya di PadasukaTV yang mengkritik secara tajam Rais Aam PBNU,” katanya.

Permohonan maaf ini, kata Sholeh, sekaligus untuk menjaga marwah Rais Aam dan sekaligus menjawab respons para nahdliyin di seluruh Indonesia, atas sikap saya terhadap lembaga yang sakral di PBNU itu. “Sekali lagi, saya mohon maaf setulusnya kepada seluruh warga nahdliyin di nusantara atas kritik tajam saya kepada Rais Aam,” tambahnya.

Kedua, jelas Dr Sholeh, dirinya tetap menunggu konfirmasi dari Sekjen PBNU hingga tanggal 7 Juni 2024, hari Jumat, jam 16.00 Wib. “Kalau sampai di hari itu, tanggal itu dan jam yang sama, tidak ada pernyataan, tidak ada iktikad baik, tidak ada konfirmasi dari Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, maka, saya akan melakukan hak hukum yang ada pada diri saya,” tegasnya.

Ketiga, “sejumlah hal akan saya lakukan, ketika konfirmasi pada deadline yang saya tentukan tidak ada iktikad dari Saudara Saifullah Yusuf, Sekjen PBNU, maka, pertama saya ingin mengambil sejumlah langkah hokum, dengan mengirim somasi kepada Saudara Saifullah Yusuf sebagai pribadi maupun sebagai Sekjen PBNU,” jelasnya.

“Kedua, saya akan mengajukan kerugian immaterial atas nama Kampus saya yang terseret-seret persoalan ini karena intervensi Saudara Saifullah Yusuf. Kerugian immateri ini karena saya adalah salah satu pendiri program Pasca Sarjana di kampus tersebut,” urainya Dr Sholeh.

Mengapa? “Karena kami membangun dengan susah payah. Tetapi dengan penyebutan kasus saya oleh Saudara Saifullah Yausf, maka, itu memperngaruhi pangsa pasar. Kerugian immateri yang kita ajukan sekitar Rp50 miliar. Saya ingin Saifullah Yusuf mengirim timnya atau dirinya sendiri untuk datang ke Kampus Yayasan Batoro Katong di Ponorogo atau kompleks Pesantren Alquran Al-Basyariyah Ponorogo. Saya tunggu,” pungkasnya.

Sampai berita ini diturunkan duta.co belum mendapat konfirmasi dari Sekretaris Jenderal PBNU, Drs H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) atas pernyataan Dr Sholeh Basyari tersebut. (mky)