Bang Haji (Rhoma Irama) (FT/wikipedia.org)
“Kesimpulan Bang Haji ini, persis kaum wahabi yang menuduh NU mengajarkan menyembah kuburan, karena si-wahabi melihat sebagian warga NU minta minta di kuburan.”

Oleh Mukhlas Syarkun*

APA yang disampaikan Bang Haji (Rhoma Irama) perihal doktrin sesat habib, bahwa, seluruh habib (habaib) akan masuk surga meski pun maksiat dan sesat sekalipun, adalah benar.

Ini adalah realita,  berdasarkan pengakuan Bang Haji yang beliau alami sendiri, bahwa ada doktrin habib yang seperti itu dan para muhibbin mengiyakannya. Padahal sesat dan menyesatkan.

Bang Haji mencoba meluruskan ajaran itu sesat dari habib Ba’alawi dan membuat framing begitulah doktrin kaum habaib Ba’lawi. Apa iya?

Semua sepakat doktrin habib seperti di atas adalah katagori doktrin sesat, tapi bagi klan Ba’alawi tentu keberatan, jika  dinyatakan itu doktrin klan Ba’alawi.

Opini yang ditangkap masyarakat, bahwa, Bang Haji sedang memaklumkan bahwa habib Ba’alawi mengajarkan ajaran sesat (doktrinasi sesat) seperti itu. Padahal, tidak demikian.

Apalagi Ba’alawi yang kini nasabnya sedang disoal, termasuk Bang Haji juga ikut arus memutus nasab Ba’lawi.

Jika Bang Haji membaca karya karya kalangan Ba’alwi, tentu Bang Haji tidak akan membuat kesimpulan seperti itu, karena akibat lihat content YouTube dari kalangan pembenci habaib, ya wajar cara berpikir Bang Haji seperti itu. Sebuah dan kesimpulan yang justru sangat mirip gaya wahabi.

Kesimpulan seperti Bang Haji ini, persis seperti kaum wahabi yang menuduh bahwa NU mengajarkan menyembah kuburan, karena si-wahabi melihat sebagian warga NU yang minta minta di kuburan. Ada juga yang sujud cium nisan maqam wali, lalu si-wahabi yang melihat itu langsung buat kesimpulkan, bahwa  NU ajarkan menyembah kuburan.

Seandainya si-wahabi mau membaca kitab risalah Aswaja, akan lain penilaian dan kesimpulannya.

Semoga Bang Haji lebih teliti membuat kesimpulan dan memotret ajaran Ba’alawi dan perilaku oknum Ba’alawi. Jangan seperti Wahabi di konten YouTube nya  tantang Mbah Peno, yang membuat geger karena telpon Tuhan, tanya kapan lebaran, hari H Idul Fitri. Kata Wahabi, inilah ajaran  sesat NU, karena mereka mengetahui Mbah Peno warga NU bahkan pengurus struktur NU juga. Padahal, kesimpulan itu keliru.

Intinya jangan ikut ikutan cara berpikir wahabi, itu sebabnya  fenomena ini dikeluhkan oleh Rais Aam PBNU terkait relevansinya pembegal nasab, sehingga mereka berubah cara berpikirnya, menjadi kayak khawarij dan Wahabi. Sampai kapan kita diaduk-aduk soal nasab? Bukankah demikian pertanyaannya? Waallahu’alam. (*)

*Mukhlas Syarkun adalah warga nahdliyin biasa.

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry