
Penulis:
Prof. Dr. drg Prawati Nuraini., M.Kes., Sp. KGA, Subsp. KKA (K) – Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
TRADISI lebaran yang dihiasi dengan beragam jenis makanan menyisakan tantangan tersendiri bagi kesehatan. Tak terkecuali kesehatan gigi anak. Kue kering seperti nastar dengan isi selai nanas yang lembut, kastengel dengan rasa gurih keju, hingga lidah kucing yang renyah, menjadi ikon utama yang hampir selalu menghiasi toples di setiap rumah.p
Namun, di balik manisnya tradisi ini, terdapat tantangan besar bagi kesehatan mulut, terutama pada anak-anak, yang cenderung mengonsumsi camilan manis secara berlebihan tanpa menyadari dampaknya pada gigi mereka.
Snack Manis dan Risiko Kesehatan Gigi
Snack khas Lebaran umumnya mengandung gula dalam kadar yang tinggi, yang merupakan sumber makanan utama bagi bakteri penyebab gigi berlubang, seperti Streptococcus mutans.
Ketika anak-anak mengonsumsi camilan manis, bakteri ini akan memfermentasi gula tersebut, menghasilkan asam yang berbahaya bagi enamel gigi. Asam ini secara perlahan melarutkan mineral pada enamel, lapisan pelindung terluar gigi, sehingga membuat gigi rentan terhadap kerusakan.
Jika proses ini terus berlangsung tanpa adanya tindakan pencegahan, seperti menyikat gigi secara teratur atau berkumur, kerusakan enamel dapat berkembang menjadi karies gigi yang lebih serius, mengakibatkan gigi berlubang yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Dampak Jangka Panjang
Karies gigi pada anak tidak hanya menyebabkan rasa sakit yang mengganggu, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan gigi permanen yang sedang tumbuh di bawah gigi susu.
Selain itu, masalah ini dapat berdampak lebih luas pada kehidupan sehari-hari anak, seperti mengganggu pola makan karena rasa tidak nyaman saat mengunyah, menghambat kemampuan berbicara secara jelas, hingga menurunkan rasa percaya diri akibat penampilan gigi yang bermasalah.
Mengingat dampaknya yang signifikan, penting bagi orang tua untuk menyadari bahaya konsumsi gula berlebih, terutama selama momen Lebaran yang identik dengan camilan manis.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti membatasi konsumsi gula, memastikan anak rutin menyikat gigi, dan memilih alternatif camilan sehat, orang tua dapat membantu melindungi kesehatan mulut anak serta memastikan mereka menikmati Lebaran tanpa risiko kesehatan yang mengintai.
Tips Menjaga Kesehatan Mulut saat Lebaran
Untuk mengurangi risiko kerusakan gigi pada anak, orang tua dapat menerapkan beberapa langkah praktis berikut ini. Pertama, batasi konsumsi snack manis dengan mengajarkan anak untuk menikmati camilan dalam porsi yang wajar, serta menghindari kebiasaan ngemil sepanjang hari.
Kedua, pilih alternatif camilan sehat seperti buah segar, kacang-kacangan, atau kue yang menggunakan pemanis alami sebagai pengganti snack tinggi gula.
Ketiga, pastikan anak rutin menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, terutama setelah mengonsumsi makanan manis.
Keempat, biasakan anak untuk minum air putih secara teratur, karena air putih membantu membersihkan sisa makanan di mulut dan mengurangi risiko pembentukan plak.
Terakhir, edukasi anak mengenai dampak gula terhadap kesehatan gigi dengan cara yang mudah dipahami, sehingga mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan mulut dan menghindari konsumsi gula berlebihan.
Peran Penting Orang Tua dalam Pendidikan Gaya Hidup Sehat
Lebaran juga dapat dimanfaatkan sebagai momen berharga bagi orang tua untuk mengajarkan pola makan yang baik kepada anak-anak. Dengan memberikan contoh yang positif, seperti memilih camilan sehat dan secara rutin menjaga kebersihan mulut, orang tua tidak hanya membantu melindungi kesehatan gigi anak selama perayaan, tetapi juga menanamkan kebiasaan baik yang akan membawa manfaat hingga mereka dewasa.
Selain itu, melibatkan anak dalam proses menyiapkan snack sehat, seperti membuat buah potong berwarna-warni atau kue rendah gula, dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan sekaligus edukatif.
Melalui keterlibatan ini, anak-anak tidak hanya belajar tentang pentingnya makanan sehat, tetapi juga merasa lebih termotivasi dan antusias untuk mengonsumsi makanan yang bermanfaat bagi tubuh mereka. Lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan dan kebersamaan, tetapi juga kesempatan untuk membangun fondasi gaya hidup sehat sejak dini.
Manfaat Jahe Merah dalam Menjaga Kesehatan Mulut
Jahe merah, selain dikenal luas sebagai bahan alami yang kaya manfaat untuk kesehatan tubuh, juga menyimpan potensi luar biasa dalam menjaga kesehatan mulut, terutama selama momen Lebaran yang identik dengan konsumsi camilan manis.
Kandungan aktif seperti gingerol, shogaol, dan zingerone yang terdapat pada jahe merah memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi, menjadikannya efektif dalam melawan bakteri penyebab kerusakan gigi, seperti Streptococcus mutans. Selain itu, sifat antioksidannya membantu melindungi jaringan mulut dari kerusakan akibat radikal bebas dan peradangan.
Jahe merah dapat disajikan sebagai minuman herbal atau campuran dalam makanan sehat, jahe merah dapat menjadi pilihan alami yang tidak hanya mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga membantu mencegah pembentukan plak gigi dan masalah kesehatan mulut lainnya selama perayaan Lebaran.
Lebaran adalah momen istimewa di mana anak-anak merayakan tradisi dengan penuh kebahagiaan, menikmati kehangatan bersama keluarga, dan memanjakan diri dengan berbagai hidangan khas. Namun, di balik keceriaan tersebut, orang tua juga memiliki peran penting untuk memastikan senyum sehat anak-anak tetap terjaga. Dengan mengajarkan kebiasaan baik seperti membatasi konsumsi gula, memilih camilan sehat, serta menjaga rutinitas perawatan gigi, orang tua dapat memastikan bahwa kebahagiaan Lebaran tidak hanya dirasakan saat ini, tetapi juga tercermin dalam kesehatan dan senyum ceria anak-anak di masa depan. *




































