GRESIK | duta.co – Harapan sekolah menengah kejuruan (SMK) di wilayah Gresik belum semuanya memenuhi kebutuhan industri. Kendati Kabupaten Gresik sendiri memiliki status kota industrialisasi. Namun hanya 10 lembaga dari 50 SMK yang memiliki SMK Mini sebagai wadah kebutuhan investasi.

Sementara Pemprov Jatim akan mengembangkan SMK Mini lebih besar lagi. Targetnya ada 50 ribu siswa dengan bantuan per siswanya sebanyak Rp 500 ribu. Fokus tahun 2018 adalah bantuan operasional sekolah yang anggarannya untuk SMK Mini di tahun 2018 sekitar Rp 25 miliar.

“Target SMK Mini sendiri merupakan wadah kebutuhan perusahaan setempat untuk pemenuhan sumber daya manusia. Penambahan SMK mini, tentunya disesuaikan kebutuhan di propinsi karena terkait anggaran. Jika memang dimungkinkan bisa ditambahkan di Gresik, namun tidak banyak,” terang Rita Riana Kepala Seksi Pendidikan SMA, SMK dan PKLK Cabang Dinas Pendidikan Gresik, Rabu 3/1/2017.

Rita menambahkan dalam waktu dekat akan dilaksanakan bimbingan teknik (bimtek) pada 10 lembaga yang memiliki SMK Mini di Kabupaten Gresik. Mereka (SMK Mini) akan menyusun rencana kerja anggaran sekolah (RKAS), yang nantinya menjadi juknis setelah disetujui oleh gubernur. Diketahui tahun sebelumnya SMK Mini melakukan program teknik pengembangan untuk mengangkat budaya lokal.

“Rencana tanggal 8 Januari besok sepuluh lembaga SMK yang memiliki SMK Mini akan melakukan Bimtek, sembari nanti kami akan mengajukan sisa jumlah SMK yang ada. Memang propinsi sendiri intens memajukan dunia pendidikan dan terbaru lewat program dual track untuk SMA/SMK sederajat,” pungkasnya.

Sepuluh lembaga itu adalah SMK PGRI 1, SMK Mambul Ihsan, SMK Maskumambang 1, SMK Al Azhar, SMK Ma’arif Sunan Giri, SMK Ihyaul Ulum, SMK As sa’adah, SMK Bumi Aswaja, SMK Sunan Drajad, SMK Ma’arif NU. Dari data pencari kerja pada job fair 2017 kemarin kebutuhan banyak didominasi lulusan SMK, puluhan ribu pencari kerja hanya 324 yang diterima. (gus/sal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry