
JOMBANG | duta.co – Nama Mustasyar PCNU Jombang KH Nur Hadi lebih populer dipanggil Mbah Bolong. Saat berdakwah, tidak hanya di Jombang dan sekitarnya. Bahkan sudah sampai ke Sumatera dan Kalimantan.
Alumni Pesantren Tambakberas ini sekarang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Falahul Muhibbin. Lokasi tepatnya di Dusun Gendong Desa Watugaluh Kecamatan Diwek.
Salah satu unit pendidikan yang dinaungi adalah SMK Mbah Bolong. Program studi yang dibuka ada dua, yaitu Agroteknologi Pengelolaan Hasil Pertanian (APHP) dan Broadcasting Perfilman (Produksi Film).
Sejak SMK berdiri pada 2013, Mbah Bolong menekankan pembelajaran di sekolah agar selaras dengan pembelajaran di pondok. Termasuk pembelajaran membaca al-Qur’an dengan metode Yanbu’a dari Kudus.
Program tersebut dikembangkan dengan pemantauan langsung dari Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Tambakberas asuhan KH M Yahya Husnan Al-Hafidz. “Dengan dipantau langsung oleh LMY, kualitas pengajaran guru-guru Al-Qur’an kami dapat tetap sesuai dengan kaidah Yanbu’a”, ungkap M Agung Irawan, kepala SMK Mbah Bolong, Sabtu (27/9).
Tidak hanya pembelajaran bin nadhar, lanjutnya, pihak yayasan juga memiliki program bil ghoib—hafalan Al-Qur’an 30 juz.
SMK Mbah Bolong juga tetap menjaga tradisi mengaji kitab kuning. Siswa SMK dikenalkan ke kitab Fathul Qorib gundul.
Program menulis pego membuat siswa terlatih menulis teks Arab tanpa harakat. Ini merupakan keterampilan khas pesantren yang membentuk kemandirian intelektual.
Hal ini membuat siswa yang juga bermukim dalam Pondok Pesantren Falahul Muhibbin ini dapat semakin mahir dalam mengkaji kitab kuning. “Guru-guru kami sebagian juga direkrut dari Pondok Tambakberas seperti alumni Madrasah Muallimin. Jadi, program unggulan kitab kuning kami juga semakin terasah,” ungkapnya.
Tak berhenti di situ. Sejak 2023 sekolah ini juga menumbuhkan budaya literasi. Melalui ekstrakurikuler jurnalistik, SMK Mbah Bolong diajak menulis buku berjudul Drops of Wisdom.
Buku ini sebuah karya tentang kata mutiara dan kalam hikmah dari kitab Ta’limul Muta’allim, Nashoihul ‘Ibad, dan Durrotun Nasihin. “Tahun ini kami sudah menerbitkan jilid ketiganya, hasilnya sungguh luar biasa”, terang Agung dengan bangga.
Pendampingan literasi dilakukan oleh Juliana Rulita Sari (Kepala TU) dan Mat Riduwan (Waka Kesiswaaan). Tradisi ini melatih keberanian mereka untuk menuangkan ide.
Hal ini sejalan dengan visi sekolah membentuk pribadi yang berprestasi, kreatif, terampil dan peduli lingkungan berdasarkan iman dan takwa.
Jumlah siswa SMK Mbah Bolong sekitar 170 siswa, baik dari warga sekitar hingga luar Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera. “Semoga jurusan baru ini dapat membuat sekolah ini semakin berkembang”, pungkasnya. (har)
Kontributor: Hari Prasetia, pengurus LTN MWCNU Diwek