Ketarangan foto kontan.co.id/antara.foto

“Jokowi punya apa? Apakah mau berlindung di balik relawan yang tidak memiliki basis ideologi kecuali money politics? Mereka tak ada militansi. Sekali ‘tembak’ kocar-kacir, menyelamatkan diri masing-masing.”

Oleh Zulkifli S Ekomei

CATATAN ini terawali denfgan pertanyaan logis: Adakah asumsi dan agenda dalam pagelaran Pemilu 2024 nanti? Ada dua asumsi berkelindan pada 2024, lalu terprediksi:

Pertama, melanjutkan projek (infrastruktur) Jokowi dalam naungan OBOR-nya China yang ‘tidak tuntas’. Projek belum usai. Artinya, belum rampung pengerjaannya secara fisik, contohnya IKN atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung dll. Juga, tidak tuntas dalam makna belum terealisasi rencana projek (infrastruktur) lain dalam skema OBOR. Dua periode masa jabatan presiden ternyata tidak cukup.

Kedua, menyelamatkan Jokowi dan keluarga dari ‘balas dendam’ serta tuntutan politik apabila ia lengser. Kenapa? Sebab, Jokowi tidak memiliki investasi politik keamanan memadai sebagaimana Orde Baru. Pak Harto punya loyalis TNI dan Golkar, Gus Dur punya NU, Megawati punya PDI-P, SBY dalam lindungan Demokrat.

Nah, Jokowi punya apa? Apakah mau berlindung di balik relawan yang tidak memiliki basis ideologi kecuali money politics. Mereka tak ada militansi. Sekali ‘tembak’ kocar-kacir, menyelamatkan diri masing-masing.

Beranjak dari dua asumsi di atas, ada tiga skenario 2024 terprediksi berbasis isu aktual yang akhir-akhir ini liar merebak di publik.

Proyeksi lingkungan strategis mencatat, bahwa 2023 dianggap sebagai ‘tahun politik superhot’, karena tahun dimaksud merupakan waktu yang mau tidak mau harus dilintasi. Suka atau tidak suka.

Adapun skenario tersebut antara lain :

Skenario ke-1. Tersengat mens rea agar Jokowi lanjut berkuasa mengingat ‘misi’-nya belum usai. Upaya keberlanjutan kekuasaan Jokowi melalui dua cara: 1) penambahan periodesasi jabatan presiden lewat Amandemen Ke-5 UUD 1945, dan 2) penambahan masa jabatan antara 3 – 5 tahun. Indikatornya terbaca jelas di publik. Entah lewat modus ‘big data’-nya Opung, ‘PPHN’-nya Bamsoet, survei – survei bahwa ‘rakyat puas’ atas kinerja Jokowi, ataupun ekonomi gelap di 2023 ala SMI, dan lainnya. Skenario ke-1 ini disebut Plan A.

Skenario ke-2. Mendorong capres/cawapres pilihan oligarki dan ‘kakak besar’ dalam Pilpres 2024 dengan segala konsekuensi dan risiko. Tidak boleh dielak, pilihan mereka mengarah kepada pasangan GP-ET, indikasi ini diperkuat dengan “skandal Ketua KPU dengan Ketum Partai Rwpublik Satu”. Segala infrastruktur pemenangan pun disiapkan. Penyaringan dan pelolosan partai oleh KPU misalnya, atau penunjukan Plt Kepala Daerah di berbagai wilayah dan seterusnya. Ini Plan B.

Skenario ke-3. Sesuai isyarat RR melalui beberapa cuitannya, mereka —golongan yang ingin Jokowi lanjut— cenderung memilih Plan A dengan menumpangi ‘arus kembali ke UUD 1945’ yang kini mulai santer membentuk gelombang baru di publik. Bagi mereka, Plan B dianggap alternatif terakhir, karena selain _high cost politics,_ juga dipastikan gaduh dan melelahkan. Plan A dinilai lebih murah, cepat dan praktis.

Hal-hal lain yang menjadi catatan ialah, bahwa arus kembali ke UUD 1945 termasuk para pengusungnya, secara politis akan dijadikan ‘kambing hitam’ dalam dinamika politik oleh para elit politik dan taipan di balik Plan A. Tetapi, niscaya akan ada perlawanan. Seru. Setiap tujuan pasti membawa korban. Ini sudah jamak di dunia politik.

Nah, dinamika ketiga skenario di atas bakal memuncak serta meraih momentum pada 2023, khususnya jika waktu sudah masuk pada 1445 Hijriyah. Situasi politik pada 2023 bakal superhot. Sangat panas. Mengapa? Dalam bahasa spiritual, nantinya hampir segala ‘penyakit’ (tahun 3 Masehi) akan keluar di permukaan, lalu terbakar dan dibakar oleh ‘api’ (tahun 5 Hijriyah). Pas!

Bahwa prakiraan atau proyeksi ini sebatas narasi sesuai tiga skenario di atas dan nyaris tidak ada solusi win-win solution, mengingat Plan A bakal mendominasi dinamika politik pada satu sisi, sementara di sisi lainnya, ada penolakan kuat dari rakyat dan beberapa ketua partai politik terhadap Plan A. Ya. Tahun 2023 M plus 1445 H nantinya bakal supergaduh. Entah bagaimana ujudnya.

Pertanyaan pamungkas pada catatan ini, “Adakah skenario lain yang terbaik untuk bangsa dan negara ini?” Ada! Katakan: Dia, Allah Maha Halus dengan segala skenario-Nya, tempat bergantung segala sesuatu baik yang di langit maupun di bumi.

Selamat datang 2023!

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry