
NGANJUK | duta.co – Munculnya Surat Keputusan (SK) penyetaraan palsu atau SK Bodong, mengakibatkan ratusan guru Taman Kanak-Kanak (TK) di Kabupaten Nganjuk menjadi korban penipuan, Jumat (11/4/2025).
Dugaan penipuan ini terungkap setelah sejumlah guru menyadari bahwa SK penyetaraan yang mereka terima tidak terdaftar secara resmi di Kemendikbud, alias bodong.
Mereka (para guru TK) mengaku tertipu karena dijanjikan penyetaraan jabatan atau invasing dengan membayar Rp3.5 juta untuk guru baru dan Rp6.5 juta rupiah untuk guru lama, dimana SK tersebut sebelumnya dijanjikan sebagai jalan pintas untuk mendapatkan tunjangan profesi guru.
Informasi yang dihimpun duta.co, para guru diminta setor uang mulai dari Rp3.5 juta hingga Rp6.5 juta per orang kepada koordinator tingkat kecamatan. Selanjutnya, uang dari para guru TK tersebut disetorkan ke koordinator tingkat Kabupaten, kemudian diteruskan ke seorang yang mengaku dari Kemendikbud berinisial BS.
Salah satu guru TK berinisial SDH, menceritakan, awalnya informasi ini dari salah seorang guru, dimana pada tahun 2023 ada formasi invasing dari Kementrian Pendidikan, dan untuk mendapatkan SK bisa diurus melalui seorang kepala sekolah, sebagai koordinator tingkat kabupaten.
“Informasi tersebut setelah ke sejumlah guru TK mendapat tanggapan, seperti di Kecamatan Ngetos ada 21 guru yang mengikuti invasing dengan membayar melalui koordinator tingkat kecamatan,” ujarnya.
Namun, berjalan waktu, para guru TK menunggu SK tersebut, namun tak kunjung ada kejelasan. Setelah ditunggu satu tahun, pada 26 juni 2023 lalu, SK Mendikbud tentang penyetaraan jabatan dan pangkat yang dijanjikan tak kunjung turun.
Setelah ditelusuri seperti di wilayah kecamatan Ngetos, ternyata ada 21 guru yang mengikuti invasing, tapi kesemuanya hanya mendapatkan SK saja, hingga tahun 2025, penyetaraan golongan itu tidak terbukti. “Setelah ditelusur SK yang diberikan diduga palsu,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, FP, selaku koordinator Kabupaten Nganjuk, menjelaskan ada ratusan guru TK yang ikut invasing atau penyetaraan. Para guru yang dikoordinir jumlahnya ratusan, semuanya mengikuti invasing.
Dia mengaku, semua guru TK yang ikut invasing atau penyetaraan telah menyetorkan uang yang nilainya bervariasi ada yang Rp3.5 juta dan ada yang Rp6.5 juta. “Uang dari para guru, sudah saya setorkan kepada seorang di Kementrian Pendidikan berinisal BS,” terangnya.
Ia juga masih terus berusaha untuk mendapatkan SK yang asli, supaya guru yang mengkuti invasi bisa mendapatkan haknya. (Deka)