DUA siswi dan guru pembimbingnya memperagakan alat temuannya untuk mendeteksi kebakaran. (duta: agus)
GRESIK | duta.co – Kreativitas siswa ini bermula dari pengalaman dua anak pelajar sekolah dasar di Gresik yang sering mendengar orang tuanya lupa saat sedang memasak. Hal itu membuat pelajar ini berinovasi dengan membuat perangkat elektronik yang berfungsi mendeteksi kegosongan. Alat yang diberi nama ‘Detektif Agos’ mampu mengeluarkan suara jika masakan gosong akibat ditinggal pemasaknya.
Detektor Aktif Anti Gosong (Detektif Agos’) diletakkan di dapur yang disalurkan melalui adaptor yang teraliri listrik. Alat ini bekerja jika si pemasak meninggalkan dapur, atau dapur posisi tidak berpenghuni. Rakitan dua siswi SD Muhammadiyah Manyar, Gresik, ini juga dapat mendeteksi kebocoran LPG serta suhu panas 40 derajat.
“Alat ini hanya mengingatkan saja, biasanya mama kalau masak sering ditinggal beraktifitas lainnya. Sebuah solusi pendeteksi gosong di dapur dan meminimalisir kebakaran di rumah,” terang Raissa Pranadita Rapper, siswa kelas VI sembari merakit alat tersebut, Selasa 24/10/17.
Senada diuraikan Nasya Nadhira Ghazyah teman sekelasnya, berdasarkan permasalahan yang benar-benar ada di masyarakat dan keluarganya sendiri, inovasi ini diharapkan dapat mengatasi kebakaran sejak dini. Detektif Agos’ dilengkapi suara beep (alarm) juga dengan suara yang dapat direkam oleh pemilik dapur, sehingga akan menyenangkan dan unik bagi pemakainya
“Memperingatkan penghuni rumah terhadap kelalaian ketika menggunakan kompor, sehingga bila terdapat suara speaker maka penghuni rumah segera bergegas ke dapur. Terpenting berharap dapat mengantisipasi dan mencegah kenaikan jumlah kebakaran,” tukasnya.
Komponen yang paling utama pada alat ini adalah Arduino Uno merupakan otak yang bekerja di alat ini. Kemudian sensor microwave yang mendeteksi keberadaan orang dengan daya tangkap 180 derajat serta sensor suhu LM35 hingga panas 40 derajat celsius. Satu lagi adalah sensor asap MQ2 dan spiker dimana semua komponen terkoneksi dengan Arduino Uno.
“Kami memberi kebebasan siswa menggunakan kreasi robotika mereka, dan semua mereka dapatkan dari hasil pengalaman atau permasalahan yang ada di sekitar terdekat mereka. Kami hanya mengarahkan saja,” pungkas M Fadloli Aziz selaku guru pembimbing. (gus/sal)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry