SURABAYA | duta.co – Dua belas siswa-siswi dari National Chumei Senior High School Taiwan bertamu ke SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda).

Didampingi kepala sekolah Peng Hsi Hung dan dua guru, mereka datang untuk belajar secara dekat tentang budaya Indonesia. Termasuk belajar Bahasa Indonesia.

Karena ternyata dari 13 siswa-siswi yang datang ke Smamda lahir dari ibu asal Indonesia. Ada yang dari Jakarta, Batam, Singgawang, Pontianak dan Belitung.

Dan dua dari lima siswa itu belum pernah diajak pulang ke Indonesia padahal mereka rata-rata berusia 16 dan 17 tahun.

Beruntung sekolah itu memfasilitasi para siswa yang memiliki ibu-ibu dari berbagai negara untuk belajar mengenal budayanya termasuk bahasanya.

Sekolah membuat grup untuk belajar budaya dan bahasa sesuai dengan negara asal sang ibu.

“Ini yang asal Indonesia kita bawa untuk mengenal negara asal ibu mereka. Untuk belajar budaya dan bahasa ibu mereka,” ujar kepala sekolah Peng Hsi Hung melalui seorang penerjemah, Senin (29/10).

Di Smamda, para siswa dan guru itu sangat antusias untuk mengenal budaya Indonesia. Bahkan Smamda mempersiapkan pelatihan membatik bagi para siswa Taiwan.

Membatik memang menjadi keunggulan Smamda. Hampir sebagian besar siswa-siswi Smamda bisa membatik.

Siswa-siswi Taiwan ini nampak antusias memegang canting. Mereka canggung namun nampak ingin terus mencoba.

Corat-coret canting sesuai dengan keinginan. Ada yang hanya membuat titik-titik. Ada juga yang menuliskan kata Indonesia Love (dengan tanda daun waru) Taiwan dan lainnya.

Kepala Smamda, Astajab mengatakan kedatangan 12 siswa-siswi asal Taiwan ini sebagai langkah awal untuk bekerjasama lebih lanjut.

Astajab mengungkapkan kemungkinan besar besar kerjasama ini dalam bentuk pertukaran pelajar.

“Konsepnya sama seperti kerjasama dengan Australia. Kirim siswa ke sana selama satu hingva dua minggu. Dan siswa nanti bisa menginap di rumah orang tua asuh. Agar bisa saling mengenal kultur negara tersebut,” tandas Astajab. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry