
SURABAYA | duta.co – Seratus siswa SMA/A/SMK di Surabaya mengikuti diskusi interaktif berjudul ‘Cerdas Bermedia, Melawan Hoaks dengan Literasi Cek Fakta’ yang digelar di Aula Sabha Nugraha, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Rabu (3/12/2025).
Kegiatan yang digelar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Jawa Timur itu menghadirkan dua pembicara Akhsaniyah, dosen Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Tri Ambarwatie, Sekjen FJPI Pusat serta Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai yang digantikan Sekretaris Dinas, Suhartono.
Tri Ambarwatie mengatakan media sosial saat ini sangat jahat. Sehingga jangan gampang memposting sesuatu karena berdampak negatif.
“Jangan gampang posting ya adik-adik, itu akan merugikan. Terutama posting data pribadi, seperti KTP, alamat, email hingga nama ibu kandung,” ujar Tri.
Tri menjelaskan postingan yang tidak pasti sumbernya justru akan menyesatkan. Apalagi pengguna aktif internet dan media sosial itu hampir 98 persen adalah usia remaja antara 13-18 tahun yang masih belum bisa memilah mana yang harus diposting mana yang tidak.
“Harus saring sebelum sharing. Jadi ketika dapat informasi yang belum jelas sumbernya, maka harus disaring dulu apa benar atau tidak, sebelum dibagikan ke orang lain,” jelasnya.
Suhartono, Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Timur, mengapresiasi kegiatan diskusi interaktif ini. Apalagi di era sosial media yang sangat masif.
“Sehingga siswa dan guru bisa mengetahui baik buruknya memposting sesuatu di media sosial ini. Semoga ini memberikan banyak manfaat,” ungkapnya.
Karena di era sekarang, internet tidak bisa lepas dari kehidupan termasuk kehidupan anak-anak. “Terkadang pendidikan juga membutuhkan teknologi, membutuhkan internet. Jadi memang harus edukasi agar digunakan secara bijak,” tuturnya. ril/lis





































